IND | ENG
Penjelasan Humas Polri Soal Beda Informasi  Terkait Geng Indonesia Bajak Transaksi Perusahaan Italia dan China

Tiga tersangka penipuan dengan modus business email compromise (BEC) | Foto: Detik.com

Penjelasan Humas Polri Soal Beda Informasi Terkait Geng Indonesia Bajak Transaksi Perusahaan Italia dan China
Tenri Gobel Diposting : Jumat, 11 September 2020 - 19:15 WIB

Cyberthreat.id - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Birgjen Polisi Awi Setiyono memastikan tersangka pelaku asal Indonesia yang membajak transaksi keuangan antara perusahaan Italia dan China menyamar sebagai General Manager (GM) perusahaan China Shenzen Mindray Bio-Medical Electronics, bukan GM perusahaan Italia Athena S.p.A seperti yang disebut Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo saat konferensi pers pada 7 September 2020 lalu.

"Mungkin terbalik disampaikan. Yang benar pelaku membajak email perusahaan China, Shenzen Mindray, selanjutnya berpura-pura sebagai General Manager Shenzen dan meminta perusahaan Italia untuk mengalihkan pembayaran dari rekening Bank of China dialihkan ke Bank Mandiri Syariah di Indonesia," kata Awi saat ditemui di Mabes Polri, Jumat (11 September 2020).

Sebelumnya diberitakan, Kabareskrim Komjen Listyo dan Brigjen Awi sempat menyampaikan informasi berbeda terkait email perusahaan mana yang dibajak oleh tersangka pelaku.

Menurut Komjen Listyo, pelaku mengaku sebagai GM dari perusahaan Italia.

"Di pertengahan perjalanan (pada 6 Mei) ada seseorang yang mengaku GM dari perusahaan Itali tersebut, kemudian menginformasikan bahwa terjadi perubahan rekening terkait dengan masalah pembayaran. Sehingga kemudian atas pesan yang masuk dari email tersebut, kemudian rekening untuk pembayaran ke PT Zhenzen diubah menggunakan bank (di) Indonesia," kata Listyo seperti terlihat di kanal Youtube KompasTV.

Sementara Kepala Biro Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri Brigjen Pol Awi Setiyono dalam video wawancara dengan CNN Indonesia  (menit ke 8:40) mengatakan pelaku menyamar sebagai General Manajer dari PT Zhenzen di China.

"Komunikasi antara dua perusahaan dari Italia dan China melalui email di-hack, kemudian seakan-akan si pelaku ini sebagai General Manajer-nya dari PT Zhenzen yang di China, sehingga pihak Italia sendiri sangat percaya sehingga mentransfer sejumlah uang sampai tiga kali," kata Awi. (Lihat: Ada Beda Informasi Soal Terungkapnya Geng Indonesia Bajak Transaksi Perusahaan Italia dan China Lewat BEC).

Dikonfirmasi kembali pada Jumat (11 September 2020), Awi memastikan yang dibajak oleh pelaku lewat modus business email compromise (BEC) adalah email milik Shenzen Mindray.

"Iya karena memang itu duit dari Italia, yang ditipu ini PT yang di Italia itu. Itu kan memesan alat ke China ke Zhenzhen. Itu di bypass emailnya, di-hack. Kemudian kemudian si tersangka itu mengaku seakan-akan sebagai GM nya Zhenzhen," kata Awi.

Diketahui, BEC adalah jenis penipuan lewat email yang menargetkan perusahaan/enterprise yang melakukan transfer kawat (wire transfer) dan memiliki pemasok di luar negeri. Pelaku biasanya menyamar sebagai salah satu pihak untuk menipu pihak satunya lagi dan mengambil keuntungan dari transaksi mereka.

Dalam kasus ini, pelaku mengetahui pada Maret lalu Athena S.p.A dari Italia memesan ventilator dan monitor Covid-19 dari perusahaan Shenzen Midray di China. Namun, di tengah jalan, pelaku asal Indonesia membajak transaksi keuangan mereka.

Pihak Athena Italy S.p.A tiga kali mengirim uang ke rekening itu dengan total 3.672.146,91 Euro atau setara Rp58,8 miliar. Belakangan, Athena menyadari telah enjadi korban penipuan dan melaporkannya ke Interpol Italia. Dari Italia, kasusnya diteruskan ke Interpol Indonesia yang kemudian meneruskan lagi ke Bareskrim Polri.

Setelah membentuk tim, Bareskrim bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Penelusuran PPATK menemukan ada aliran dana dari rekening tersebut ke sebuah showroom mobil di Jakarta Pusat. Rekaman wajah tersangka bernisial SB saat datang ke showroom mobil itu terekam CCTV.  

"Dari Rp58,8 miliar itu, sekitar Rp2 miliar digunakan untuk membeli mobil dan tanah di Banten dan Sumatera Utara," kata Awi seraya menambahkan aset itu telah disita.

Itu sebabnya, dalam konferensi pers, polisi hanya memboyong barang bukti uang sebanyak Rp56,8 miliar.

Polisi menangkap tiga tersangka pelaku: Safril Batubara (SB), Rahadian alias Jamaluddin, dan Tomi Purwanto. Ketiganya ditangkap di Padang Sidempuan (Sumatera Utara, Banten dan Bogor).

SB berperan membuat perusahaan fiktif dan menyamar sebagai Direktur  CV Mageba Shanghai Bridge, Direktur CV Zed Trading DMCC. Dia juga berperan menampung uang kiriman dari Italia.

Sedangkan Rahadian bertindak sebagai komisaris dan pembuat rekening Shenzhen, dan Tomi Purwanto sebagai pembuat dokumen administrasi palsu.

Selain ketiga tersangka, polisi juga masih memburu seorang tersangka utama berinisial B yang adalah warga Nigeria.

"Tersangka B masih dikejar, tapi belum ada kabar. Itu memang biasa itu hit and run di dunia maya, lari terus dia hilang, memang perlu waktu," kata Awi.[]

Editor: Yuswardi A. Suud

#bec   #pembajakanemail   #penipuanonline   #athenaitaly   #ShenzenMindray   #china   #italia

Share:




BACA JUGA
Peretas China Beroperasi Tanpa Terdeteksi di Infrastruktur Kritis AS selama Setengah Dekade
Indonesia Tingkatkan Kolaborasi Pemanfaatan AI dengan China
Konni Gunakan Dokumen Microsoft Word Berbahasa Rusia untuk Kirim Malware
Indonesia - Tiongkok Perkuat Kerja Sama Sektor Digital
Hacker China Luncurkan Serangan Spionase Terselubung terhadap 24 Organisasi Kamboja