
Ilustrasi via ia.acs.org.au
Ilustrasi via ia.acs.org.au
Cyberthreat.id - Menteri Pertahanan Australia Linda Reynolds pada hari Jumat (4 September 2020) mengatakan negaranya mengalami peningkatan serangan dunia maya dalam beberapa bulan terakhir. Disebutkan, ada 4.500 upaya peretasan dalam satu hari.
Dilansir dari Reuters, pada bulan Juni lalu Australia mengatakan akan memperkuat pertahanan dunia maya setelah "aktor canggih berbasis negara" menghabiskan waktu berbulan-bulan mencoba meretas semua tingkat pemerintahan, badan politik, penyedia layanan penting, dan operator infrastruktur penting.
Australia yakin China bertanggung jawab atas serangan itu, menurut narasumber Reuters. Beijing membantah pihaknya berada di balik upaya tersebut.
"Saya dapat meyakinkan Anda semua hari ini bahwa ancaman tidak berkurang sejak saat itu - bahkan, telah meningkat," kata Reynolds kepada wartawan.
Laporan ancaman keamanan dunia maya pertama Australia pada hari Jumat menunjukkan pihak berwenang menanggapi 2.266 insiden dan menerima 59.806 laporan kejahatan dunia maya dalam 12 bulan hingga 30 Juni.
Laporan itu mencatat dua periode serangan yang penting.
Pada Oktober 2019, malware bernama Emotet menargetkan informasi pribadi dan keuangan yang sensitif. Pada puncaknya, Australia mencatat 4.500 percobaan dalam satu hari.
Lonjakan kedua terjadi pada bulan April dalam apa yang dikatakan badan intelijen dunia maya Australia sebagai penjahat yang memanfaatkan COVID-19.
Laporan tersebut tidak termasuk serangan dunia maya paling menonjol di Australia, serangan online terhadap parlemen negara itu, dan tiga partai politik terbesar pada Februari 2019.[]
Reuters melaporkan bahwa Australia diam-diam menyimpulkan bahwa China bertanggung jawab atas serangan dunia maya itu.
Australia tidak pernah secara terbuka mengidentifikasi sumber serangan itu, dan China membantah bertanggung jawab.[]
Share: