IND | ENG
Ternyata, Karakter Ini yang Bikin Orang Indonesia Rentan Diserang Ransomware

Ilustrasi: Freepik.com

Ternyata, Karakter Ini yang Bikin Orang Indonesia Rentan Diserang Ransomware
Yuswardi A. Suud Diposting : Rabu, 02 September 2020 - 22:25 WIB

Cyberthreat.id - Perusahaan keamanan siber asal Rusia, Kaspersky, merilis data serangan siber pada paruh pertama 2020 yang menyasar sejumlah negara. Di Asia Tenggara, Indonesia menjadi target terbesar ke dua setelah Vietnam.

Territory Channel Manager SEA Kaspersky Lab Indonesia, Dony Koesmandarin, mengatakan Kaspersky mendeteksi dan memblokir 298.892 ransomware yang menyerang Indonesia selama semester pertama 2020. Angka itu bagian dari 831.105 serangan yang menyasar Asia Tenggara pada waktu bersamaan.

"Mayoritas target dari ransomware itu adalah level enterprise sebanyak 49 persen, dan level konsumen sebesar 34,9  persen, disusul sektor jusaha kecil menengah dengan 2,13 persen," kata Donny dalam webinar bertajuk Ransomware in Indonesia, Rabu (2 September 2020).

Menurut Dony, cara kerja ransomware sangat sederhana sehingga banyak orang yang tidak sadar sedang dijebak. Menurutnya, ada lima jenis ransomeware paling banyak ditemukan menyerang  Indonesia: Trojan-Ransom.Win32.Wanna, Trojan-Ransom.Win32.Stop, Trojan-Ransom.Win32.Cryakl, Trojan-Ransom.Win32.GandCrypt, dan Trojan-Ransom.Win32.Gen.

Donny lantas memaparkan mengapa orang Indonesia rentan terkena serangan siber.

"Indonesia itu ancaman ransomware-nya tinggi karena ketidaktahuan. Dibilang jangan dibuka (file atau dokumen jahat), karena penasaran dibuka, akhirnya kena. Jadi, awareness (menyadari bahanyanya) itu penting. Jangan kepo," ujarnya.

Seperti diketahui, serangan siber kerap dilakukan dengan mengirim file jahat berisi malware yang ketika diunduh dan dibuka, dapat menyebabkan komputer atau perangkat lain yang terhubung ke internet terinfeksi. Akibatnya, bermacam hal bisa terjadi, tergantung virus atau malware apa yang ditanam dala file yang dikirim itu. Bisa berupa pencurian data, hingga penguncian sistem komputer yang terkoneksi dalam sebuah jaringan. Untuk kasus penguncian sistem, yang biasa disebut ransomware, pelaku biasanya meminta sejumlah uang tebusan untuk memulihkan sistem komputer.   

Donny menyarankan mereka yang menjadi korban ransomware untuk jangan pernah membayar uang tebusan.

"Intinya, bagi korban ransomware jangan pernah membayar (tebusan). Jangan pernah bernegosiasi dengan mereka. Kalau mereka enggak dibayar, mereka enggak dapat apa-apa. Karena prinsipnya mereka butuh uang kan. Itu sebabnya back up data itu benar-benar penting," ujarnya.[]

#ransomware   #kaspersky   #malware

Share:




BACA JUGA
Awas, Serangan Phishing Baru Kirimkan Keylogger yang Disamarkan sebagai Bank Payment Notice
Malware Manfaatkan Plugin WordPress Popup Builder untuk Menginfeksi 3.900+ Situs
CHAVECLOAK, Trojan Perbankan Terbaru
Phobos Ransomware Agresif Targetkan Infrastruktur Kritis AS
Paket PyPI Tidak Aktif Disusupi untuk Menyebarkan Malware Nova Sentinel