IND | ENG
Bursa Saham Selandia Baru Dibuka Kembali, Empat Hari Alami Serangan DDoS

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Bursa Saham Selandia Baru Dibuka Kembali, Empat Hari Alami Serangan DDoS
Tenri Gobel Diposting : Jumat, 28 Agustus 2020 - 14:21 WIB

Cyberthreat.id – Transaksi bursa Saham Selandia Baru (NZX Ltd) per hari ini, Jumat (28 Agustus 2020) kembali aktif setelah mengalami serangan siber selama empat hari.

Tidak ada kejelasan siapa di balik serangan ini. Tapi, kegagalan untuk menghentikan serangan telah menimbulkan pertanyaan tentang sistem keamanan Selandia Baru, tulis Reuters, Jumat.

Penyedia layanan jaringan, Spark, kepada Reuters, mengatakan, "Kami melihat lalu lintas internet berasal melalui gerbang global. Tetapi, hampir tidak mungkin untuk mengidentifikasi dari mana asalnya," kata Spark.

Selandia Baru, ekonomi yang relatif kecil dengan populasi lima juta, tidak sering menjadi sasaran serangan semacam itu, tetapi negara tetangganya Australia meningkatkan keamanan sibernya tahun ini setelah peningkatan insiden serupa.

“Serangan pertama bisa terjadi kapan saja. Tapi, diserang empat hari berturut-turut menimbulkan beberapa pertanyaan,” kata Rizwan Asghar, dosen senior di School of Computer Science, University of Auckland.

“Pertanyaan sebenarnya adalah sumber daya apa yang dialokasikan dan ambang batas yang ditetapkan untuk melindungi dari serangan ini?”

Menteri Keuangan Selandia Baru Grant Robertson mengatakan, Biro Keamanan Komunikasi Pemerintah dan lembaga yang menangani serangan siber telah dimintai bantuan.

“Saya tidak bisa membahas lebih banyak dalam hal detail selain mengatakan bahwa kami sebagai pemerintah memperlakukan ini dengan sangat serius,” kata Robertson dalam jumpa pers di Wellington.

NZX dilanda serangan pada Selasa-Rabu (25-26 Agustus) oleh peretas DDoS—teknik serangan umum untuk mengganggu server dengan membanjiri lalu lintas internet palsu yang biasanya memakai botnet.

Serangan tersebut memaksa NZX menghentikan perdagangan di pasar tunai, mengganggu operasi di pasar utangnya, pasar shareholders Fonterra, dan pasar derivatif.

Hingga Kamis (27 Agustus) NZX masih belum berkomentar apakah penyerang menuntut uang tebusan atau tidak.

"Kami tidak berkomentar secara terbuka tentang pengaturan keamanan dunia maya atau bagaimana kami menanggapi ancaman tertentu," kata NZX, seperti dilansir dari CNN.

"NZX terus bekerja dengan penyedia jaringannya untuk menyelidiki sumber masalah ini."

CNN juga meminta komentar pada Jumat sebelum perdagangan dilanjutkan, tetapi NZX tidak menanggapi permintaan komentar itu.[]

Redaktur: Andi Nugroho

#ddos   #bursasahamselandiabaru   #nzx   #selandiabaru   #serangansiber   #keamanansiber   #ancamansiber   #bursaefekindonesia   #bei

Share:




BACA JUGA
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif
SiCat: Inovasi Alat Keamanan Siber Open Source untuk Perlindungan Optimal
BSSN Selenggarakan Workshop Tanggap Insiden Siber Sektor Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata
Pentingnya Penetration Testing dalam Perlindungan Data Pelanggan