
Elon Musk dan Jack Ma dalam sebuah acara di China pada Agustus 2019. | Foto: teslarati.com
Elon Musk dan Jack Ma dalam sebuah acara di China pada Agustus 2019. | Foto: teslarati.com
Cyberthreat.id – CEO Tesla Inc, Elon Musk mengatakan bahwa perusahaannya di Nevada menjadi target serangan siber.
“Ini serangan serius,” kata Musk dalam tweet-nya menanggapi artikel situ berita Teslarati, juga salah satu bisnis miliknya, Kamis (27 Agustus 2020) waktu setempat.
Musk membenarkan laporan media yang mengutip keterangan Biro Investigasi Federal (FBI) terkait penangkapan Egor Igorevich Kriuchkov (27), warga Rusia. (Baca: Warga Rusia Ditangkap di AS karena Bersekongkol Meretas Perusahaan Nevada)
Dalam dakwaan Departemen Kehakiman AS mengatakan Egor ditangkap terkait konspirasi yang sengaja menyebabkan kerusakan pada komputer yang dilindungi dengan mencoba merekrut seorang karyawan sebuah perusahaan di Nevada untuk memasukkan malware ke dalam sistem perusahaan..
Di dakwaan tersebut tidak secara jelas menyebutkan nama perusahaan yang ditargetkan sampai akhirnya Elon Musk mengonfirmasinya, Kamis.
Teslarati melaporkan, belum lama ini seorang pekerja di Gigafactory Nevada Tesla disuruh Egor untuk menanam perangkat lunak jahat (malware) di jaringan perusahaan.
Namun, karyawan itu menolak tawaran uang sebesar US$ 1 juta dari Egor dan memilih bekerja sama dengan FBI untuk menggagalkan rencana peretasan itu. Egor pun ditangkap.
“Pengaduan pidana yang diajukan oleh FBI Las Vegas Field Office menunjukkan bahwa percobaan serangan keamanan siber bukanlah upaya peretasan biasa. Ini mungkin bagian dari skema yang didanai dengan baik, terorganisasi,” tuding Teslarati.
Menurut Teslarati, upaya peretasan itu bermula dari warga non-AS yang berbahasa Rusia juga bekerja di Gigafactory Nevada Tesla dikontak oleh Egor. Menurut ZDNet, keduanya telah berkenalan sejak 2016.
Sang karyawan memang memiliki akses ke jaringan komputer produsen mobil listrik milik Elon Musk itu.
Pada 16 Juli, Egor mengontak si karyawan melalui WhatsApp dan meminta bertemu di Sparks, Nevada. Mereka juga bertemu pada 1-3 Agustus, termasuk perjalanan ke Danau Tahoe.
“Menarikya, Egor dikabarkan selalu menolak foto yang diambil selama perjalanan itu,” tulis Teslarati.
Setelah pertemuan itu, barulah Egor menyatakan maksud upaya peretasan dengan memasukkan malware ke sistem perusahaan. Jika malware telah tertanam, serangan DDoS akan diluncurkan.
Egor mengatakan untuk membuat malware itu dirinya menghabiskan biaya sebesar US$ 250.000 (Rp 3,6 miliar).
Malware itu, menurut Teslarati, memungkinkan Egor mengekstrak data perusahaan dan jaringan. Di sisi lain, justru si karyawan tadi melaporkan ke FBI dan dari situlah aparat mulai menyelidiki si Egor.
Agen FBI menangkap Egor ketika mencoba meninggalkan AS melalui Los Angeles selama akhir pekan lalu. Dokumen dakwaan dirinya pun keluar pada Senin (24 Agustus). Jika terbukti bersalah, Egor bisa dihukum lima tahun penjara.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: