IND | ENG
Serangan Brute-force Meningkat Selama Pandemi Covid-19

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Serangan Brute-force Meningkat Selama Pandemi Covid-19
Oktarina Paramitha Sandy Diposting : Selasa, 25 Agustus 2020 - 13:27 WIB

Cyberthreat.id – Fortinet, perusahaan keamanan siber asal California, AS, mencatat jumlah serangan siber meningkat di Amerika Latin dan Karibia. Selama semester pertama 2020, terjadi upaya serangan siber kurang lebih 2,6 miliar.

Dalam laporan terbarunya, seperti dikutip dari ZDNet, Senin (24 Agustus 2020), Fortinet menuturkan, taktik serangan brute-force mengalami peningkatan besar, salah satunya di Brasil.

Brute-froce adalah taktik serangan siber dengan menebak kemungkinan kombinasi username dan password untuk login pada sebuah aplikasi. Peretas melakukan percobaan berkali-kali hingga menemukan informasi login yang benar.

Dalam melakukan serangan ini, peretas akan menggunakan sebuah software yang memiliki algoritma yang menggabungkan huruf, angka, dan simbol untuk menghasilkan password yang tepat agar dapat masuk ke dalam sebuah sistem atau akun.

Algoritma itu sendiri menggunakan semacam daftar kata atau password dictionary; kumpulan kata sandi yang disimpan dalam teks untuk dapat memecahkan kata sandi dari sebuah sistem informasi.

“Meningkatnya kerja jarak jauh (selama pandemi Covid-19) mendorong kembalinya peretas brute-force,” ujar Direktur Teknik Fortinet Braisl, Alexandre Bonnatti.

Ia menduga tingginya serangan brute-force lantaran peretas menemukan sejumlah peladen (server) Remote Desktop Protocol (RDP) yang salah konfigurasi.

Dalam temuannya, peneliti mendapati ada upaya melakukan login SSH brute force yang diluncurkan peretas sekitar 200 kali dalam 10 detik.

Selain brute-force, metode serangan lain yang diamati Fortinet adalah phishing yang berkaitan dengan Covid-19 masih sering terjadi di Brasil. Serangan ini memuncak selama April 2020.

Menurut laporan terpisah yang diterbitkan oleh perusahaan keamanan siber asal Rusia, Kaspersky, pada April 2020 juga terdapat peningkatan sebesar 124 persen dalam taktik phishing di Brasil di awal-awal pandemi.

Pada Maret 2020, perusahaan keamanan Jepang, Trend Micro, juga menempatkan Brasil di peringkat ketiga (setelah AS dan China) dalam peringkat global ancaman dunia maya terkait phishing. Tak hanya itu, Brasil juga ditempatkan sebagai negara ketiga di dunia dengan jumlah serangan ransomware tertinggi pada 2019 di belakang AS dan India.[]

Redaktur: Andi Nugroho

#brute-force   #serangansiber   #keamanansiber   #ancamansiber   #phishing   #fortinet   #kaspersky   #trendmicro   #brasil   #amerikalatin

Share:




BACA JUGA
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif
SiCat: Inovasi Alat Keamanan Siber Open Source untuk Perlindungan Optimal
BSSN Selenggarakan Workshop Tanggap Insiden Siber Sektor Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata
Pentingnya Penetration Testing dalam Perlindungan Data Pelanggan