
Haneen (kiri) dan Mawadda (kanan)
Haneen (kiri) dan Mawadda (kanan)
Cyberthreat.id - Jika di Amerika Serikat TikTok disorot karena tudingan keamanan data pengguna, di Mesir, aplikasi video pendek itu disorot karena urusan "moral." Walhasil, mereka yang dianggap melanggar tata krama pun dijebloskan ke penjara.
Itulah yang dialami dua gadis cantik asal Mesir bernama Haneen Hossam (20 tahun) dan Mawada Eladhm (22 tahun). Pada 23 Juli lalu, egyptianstreets.com melaporkan pengadilan setempat mengganjar keduanya dengan hukuman dua tahun penjara lantaran dianggap melanggar "nilai-nilai keluarga."
Sejak April lalu, menurut New York Times, setidaknya sudah 9 orang yang dipenjara karena video di TikTok.
Haneen Hossam, seorang mahasiswi arkeologi, kerap mengunggah videonya menari dan bernyanyi lipsink dengan diiringi musik berbahasa Arab. Di video-videonya ia mengenakan jilbab untuk menutup rambutnya.
Liukan tubuh saat menari itulah yang membuatnya dituduh mendorong perdagangan seksual, terkait satu video yang diunggah pada bulan April. Video itu dianggap telah mendorong perempuan lain mengunggah video mereka sendiri.
Tuduhan itu dibantah oleh pengacaranya.
"Dia tidak mengatakan apa pun di video itu yang melanggar hukum. Dia hanya menunjukkan keluguannya, bukan perlawanan," kata pengacaranya seperti dikutip New York Times beberapa waktu lalu.
Satu lagi yang bernasib sama adalah Mawadda Eladhm, mantan putri kecantikan yang tinggal di Kairo. Sebagian besar videonya menirukan lagu tapi dengan gerakan bibir yang tidak sesuai, ciri khas humor di TikTok.
Di video yang lain, ia mengenakan pakaian dengan kostum hiu, lalu berganti dengan pakaian biasa seturut irama lagu.
Di video lain, Mawadda mengunggah kebiasaannya sehari-hari seperti mengemudi Mercedez keliling kota, mengunjungi restoran mewah, atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-temannya. Video-video itulah yang dianggap melanggar "nilai-nilai keluarga."
Mawadda dikenal karena kepribadiannya yang santai dan gaya hidup yang terkesan glamour. Dia memperoleh 3,2 juta pengikut hanya dalam dua tahun, setelah mengunggah video pertamanya pada 10 Maret 2018.
"Saya tidak melakukan apa pun yang pantas mendapatkan hukuman ini. Seluruh Mesir memposting konten di aplikasi TikTok," kata Mawadda kepada awak media.
"Eledhm menangis di pengadilan. Dua tahun penjara? Denda 300 ribu pound Mesir? Ini benar-benar sesuatu yang sulit didengar," kata asisten pengacara yang mewakili Mawadda.
"Mereka hanya ingin follower. Mereka bukan bagian dari jaringan prostitusi mana pun, dan tidak tahu bagaimana pesan mereka di video akan direspon oleh jaksa."
Selain mereka berdua, ada tiga pria yang juga dihukum. Namun, identitas mereka tidak disebutkan. Ketiganya turut dihukum karena membantu Mawadda dan Haneen mengelola sosial media mereka.
Kasus ini mendapat banyak sorotan di Twitter. Banyak yang mengklaim bahwa hukuman penjara terhadap mereka adalah serangan terhadap kebebasan sipil.
"Tagar #Egypt menjadi populer di Tiktok dan menari dengan ikan hiu sekarang ilegal karena tampaknya 'melanggar nilai-nilai keluarga. Mengerikan," tulis seorang netizen.[]
Share: