
Unggahan salah satu pesohor yang mendukung RUU Cipta Kerja
Unggahan salah satu pesohor yang mendukung RUU Cipta Kerja
Cyberthreat.id - Di tengah penolakan terhadap RUU Cipta Kerja, sejumlah artis malah mempromosikan dukungannya di sosial media. Belakangan, beberapa di antara mereka mengaku mendapat bayaran untuk mengunggah dukungan terhadap RUU Cipta Kerja atau omnibus law yang masih dibahas di DPR RI.
Seperti diketahui, RUU Cipta Kerja ramai ditolak karena dianggap tidak berpihak kepada kaum buruh. Terakhir, sejumlah serikat buruh melakukan aksi demonstrasi bertepatan dengan sidng tahunan MPR yang dihadiri Presiden Jokowi pada Jumat kemarin.
Dua hari sebelumnya, media sosial diramaikan dengan unggahan sejumlah artis yang mendukung RUU Cipta Kerja dengan menaikkan tagar #Indonesiabutuhkerja.
Pada 12 Agustus, akun Twitter @kamalbukankemal menemukan setidaknya ada 22 artis atau publik figur yang mengampanyekan #Indonesiabutuhkerja di sosial media masing-masing.
Mereka diantaranya penyiar Gofar Hilman, Inul Daratista, Valentino "Jebret" Simanjuntak, Rigen Rakalna & Boris Bokir, Fitri Tropica, Aruan Marsha, Kim Kurniawan, Gisel Anastasia, Gading Marten Gritte Agathaaa, Siti Badriah, Cita Citata, pesepakbola Ismed Sofyan, Adit Imsonia, musisi Ardhito Pramono dan lain-lain.
Fitri Tropika, misalnya, di akun Instagramnya @fitrop menulis:
" Di kondisi yang serba tidak pasti seperti sekarang ini, pemerintah gak biarin kita kebingungan sendiri mengatasinya lho.
Pemerintah memahami bahwa #IndonesiaButuhKerja di tengah maraknya PHK yang dilakukan banyak perusahaan akhir-akhir ini.
Oleh karenanya, yuk kita dukung pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih luas. Sehingga, ketika corona berakkhir masyarakat tidak kebingungan cari kerja lagi.
#IndonesiaButuhKerja #Pengangguran #Kerja #Prakerja #KartuPrakerja #RUUCiptaKerja #CiptaKerja #PHK
Penyiar Gofar Hilman lewat akun Instagram @pergijauh juga membuat unggahan senada.
"Salam sekut! Keadaan pandemi ini buat segala sesuatunya jadi serba terbatas. Tapi guw juga gak mau diem aja tanpa ngapa-ngapain, gue tetep bertahan dan salurin energi gue untuk bikin dan jalanin strategi baru untuk ngadepin tantangan ini.
Balik fokus ke diri sendiri, jalanin apa yang kita bisa. Tetep aktif dan produktif sampai masa pandemi ini berlalu dan kita bisa kembali beraktivitas dan bekerja seperti biasa. Karena gue butuh kerja, lo butuh kerja dan #indonesiabutuhkerja," tulis Gofar.
Gading Marten lewat akun Instagram @gadiiing juga menaikkan tagar serupa.
"Pandemi corona yang lagi menimpa Indonesia saat ini emang bisa dibilang ujian buat kita semua ya. Terlebeih mereka yang dirumahkan oleh tempatnya bekerja, usahanya harus menelan kerugian, maupun yang rencana-rencananya harus batal atau ditunda dulu.
Kalo dipikiran terus emang bikin sedih. Tapi, kondisi ini bukan ga berarti bisa dilewati lho. Pemerintah pun tidak tinggal diam dalam situasi ini. Dibukanya berbagai kelas-kelas pelatihan dan penciptaan lapangan kerja sedang diupayakan saat ini.
Makanya, yuk kita dukung upaya pemerintah ini. Dari hal sederhana pun bisa, yaitu dengan #dirumahaja. Biar pandeminya cepat selesai, dan kita semua bisa kerja lagi," tulis Gading Martin seraya menaikkan tagar #RUUCiptaKerja #JaringanBonusDemografi #IndonesiaButuhKerja dan #LapanganKerja.
Di sosial media, ramainya publik figur yang mengunggah hal senada, menimbulkan kecurigaan bahwa ada menyuruh mereka untuk menaikkan unggahan tersebut.
Belakangan, setelah ribut-ribut di sosial media, beberapa di antara artis itu menghapus unggahan tersebut. Ada juga yang mengaku dibayar oleh agensi.
Sudah bukan rahasia lagi, mereka yang punya banyak follower di sosial media kerap mendapat proyek untuk mempromosikan sesuatu. Bisa berupa ajakan membeli sebuah produk, bisa pula untuk membentuk persepsi publik. Sebutannya macam-macam. Jika terkait produk, biasanya disebut influencer. Jika terkait kebijakan pemerintah, sering disebut buzzer.
Minta Maaf dan Mengaku Dibayar
Setelah ramai menuai protes, sejumlah publik figur itu menyampaikan permohonan maaf. Musisi Ardhito Pramono, misalnya, pada 14 Agustus kemarin membuat klarifikasi sekaligus permintaan maaf.
"Betul bahwa saya menerima brief untuk ikut dalam kampanye #IndonesiaButuhKerja & menerima bayaran. Seperti kerjasama saya dengan sebuah brand. Namun dalam brief yang saya terima dari publicist saya, tidak ada keterangan tentang Omnibus Law. Apakah saya bertanya sebelumnya? Ya, saya bertanya," tulis Ardhito yang punya 450 ribu follower di Twitter.
"Saya bertanya apakah ada kepentingan politik tertentu? Jawaban publicist saya; Tidak, tujuannya hanya membuat tenang di tengah pandemic karena akan adanya lapangan pekerjaan nantinya. Saya diminta membuat tulisan sesuai dengan harapan saya," tambahnya.
Ardhito mengaku juga bertanya apakah ada hubunnganya dengan omnibus law. Pertanyaan itu, kata dia, diajukan lantaran dirinya hanya seorang musisi dan tidak paham politik sehingga tidak ingin digiring ke ranah yang tidak dipahaminya.
"Atas ketidaktahuan dan seakan seperti nirempati pada mereka yang sedang memperjuangkan penolakan RUU ini, saya mohon maaf. Ke depan saya akan berusaha lebih berhati-hati dan peduli. Saya musisi. Bukan buzzer. Saya ingin memilih pengaruh, tapi melalui musik yang saya buat. Terima kasih," tulis Ardhito.
Dia juga mengatakan akan mengembalikan pembayaran yang diterima dari memposting tagar #IndonesiaButuhKerja.
Di Twitter, Ardhito tidak menyebut berapa bayaran yang diterima. Namun, kepada Tempo, dia mengatakan dihubungi dan dibayar Rp 10 juta untuk setiap cuitan.
Presenter Aditya Fadilla lewat akun twitter @adit_insomnia mengatakan mendapat tawaran dari teman dekat satu profesi dengan bayaran Rp5 juta per unggahan.
"Bismillahirahmanirahim. Sebelumnya gue mau minta maaf, atas postingan gue soal #IndonesiaButuhKerja yang gue posting di Instagram. Mohon maaf banget, kalo postingan tersebut melukai teman-teman yang sedang berjuang untuk membatalkan RUU Omnibus Law Cipta Kerja," tulis Aditya pada 14 Agustus 2020.
Dia juga mengatakan tidak tahu agensi yang memberi order. Sebab, kata dia, dirinya mendapat order dari temannya.
"Bayaran yang gue terima, ngga lebih dari 5 juta," tulis Aditya yang mengaku sudah berkomunikasi dengan temannya untuk mengembalikan uang itu.
Permintaan maaf juga datang dari Gofar Hilman. Lewat akun Twitternya, pada 13 Agustus Gofar mengatakan awalnya dirinya mendapat tawaran untuk membuat video soal kreatifitas di rumah dan bagaimana caranya bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Ia mengatakan dalam presentasi dan brief yang ia dapatkan tidak ada disebutkan soal RUU apapun. Begitu pula yang ia sampaikan di video maupun tulisan, menurutnya, tidak ada pernyataan terkait dukungan kepada RUU.
Atas video kampanye tersebut, Gofar mengaku salah karena teledor tidak melakukan riset lebih dalam sebelum dan setelah menerima pekerjaan.
"Melalui tulisan ini, gue secara pribadi minta maaf, dan ke depannya gue dan tim akan lebih berhati-hati ketika menerima pekerjaan," ujarnya.
Istana Membantah
Sebelumnya, pada 13 Agustus 2020, pihak Istana membantah menjalin kerja sama dengan artis dan influencer untuk mempromosikan RUU Cipta Kerja lewat sosial media.
"Itu spontanitas. Enggak ada arahan dari pemerintah," kata Tenaga Ahli Kedeputian Kantor Staf Presiden Donny Gahral Adian seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Menurut Donny, unggahan para artis dan influencer itu merupakan bentuk kepedulian dari mereka sendiri terkait pembahasan RUU Ciptaker. Namun ia mengaku tidak tahu alasan dukungan terhadap RUU Ciptaker itu bisa diunggah para artis dalam waktu bersamaan.
"Saya kira mereka sebagai warga negara mungkin punya perhatian, kepedulian terhadap RUU tersebut sehingga spontan memberi dukungan. Kalau kenapa bisa barengan, ya enggak tahu," katanya.
Ehmm...[]
Share: