
Ilustrasi | Foto: Ist
Ilustrasi | Foto: Ist
Cyberthreat.id - Epic Games mengajukan gugatan terhadap Apple setelah video game populer "Fortnite" dihapus dari App Store. Gugatan diajukan ke pengadilan federal California Utara yang menyatakan pencopotan Fortnite dari toko aplikasi Apple merupakan perilaku "anti persaingan" atau anticompetitive conduct.
Apple menghapus Fortnite dari App Store setelah game produksi Epic Games merilis fitur yang memungkinkan pengguna iOS untuk memilih, apakah akan melakukan pembelian dalam aplikasi (in-app payment) melalui App Store atau dari Epic Games secara langsung, yang akan menghemat biaya 20 persen bagi pengguna.
Sementara Apple mengharuskan developer yang menggunakan platformnya untuk menggunakan metode pembayaran Apple, yang memberi raksasa teknologi itu potongan 30 persen dari semua pendapatan dalam aplikasi.
Bagi Epic Games, cara itu merupakan satu-satunya jalan untuk menghasilkan uang. Dalam beberapa kasus, biaya pungutan Apple adalah 15 persen.
Kebijakan Apple mendapat sorotan yang terus meningkat, hubungannya dengan dengan developer, regulator anti-trust Eropa, hingga anggota Kongres mulai khawatir tentang kekuatan monopoli Apple.
"Penghapusan Fortnite oleh Apple adalah contoh lain dari Apple melebarkan kekuatannya yang luar biasa untuk memaksakan pengekangan yang tidak wajar dan secara tidak sah mempertahankan monopoli 100% atas Pasar Pemrosesan Pembayaran (Payment Processing Market) di Aplikasi iOS," tulis Epic Games dalam surat tuntutannya kepada Apple dilansir The Hill, Jumat (14 Agustus 2020).
Epic Games mencari putusan sela ganti rugi yang meminta otoritas untuk "mengizinkan persaingan yang adil" di dalam distribusi iOS dan pasar pembayaran dalam aplikasi iOS. Artinya, Epic tidak meminta ganti kerugian berupa uang, tapi mendesak Apple untuk mengubah kebijakan App Store, khususnya terkait pajak 30 persen yang dikenakan dalam transaksi di dalam game (in-game purchase).
Sebelumnya, Apple telah membuat beberapa pengecualian terhadap kebijakan pembayaran dalam aplikasi (in-app payment) yang begitu ketat. Ini membuat beberapa developer seperti Spotify dan Amazon berusaha mengumpulkan biaya berlangganan di luar aplikasi.
Juru bicara Apple mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada The Hill bahwa Epic mengaktifkan fitur pembayaran baru "dengan maksud melanggar pedoman App Store mengenai pembayaran dalam aplikasi (in-app payment) yang berlaku untuk setiap developer yang menjual barang atau layanan digital."
"Epic telah memiliki aplikasi di App Store selama satu dekade dan telah mendapatkan keuntungan dari ekosistem App Store - termasuk alat, pengujian, dan distribusi yang disediakan Apple untuk semua developer," kata juru bicara tersebut. []
Share: