
Ilustrasi | Foto: Bundesministerium des Innern
Ilustrasi | Foto: Bundesministerium des Innern
Jerman, Cyberthreat.id - Pengguna iPhone di Jerman akan merasakan manfaat iOS 13 yang akan diluncurkan September mendatang. Lewat iPhone dan iOS 13, nantinya para pengguna bisa memasukkan atau memindahkan ID virtual dan Paspor.
Dengan menggunakan identifikasi NFC (Near Field Communication) yang disetujui Apple, pengguna iPhone bisa menggunakannya secara online untuk check-in di bandara internasional.
Aplikasi bisa diunduh gratis di Apple Store. Awalnya Apple mengunci pembaca kode NFC di iPhone sehingga hanya mendukung format data untuk kartu pembayaran lalu membatasi penggunaan untuk Apple Pay.
Nah, dengan iOS 13, Apple menghapus batasan itu,
Laporan terbaru menyebutkan pengguna iPhone di Jepang juga akan melakukan hal yang sama dengan kartu ID nasional yang bisa diubah secara virtual melalui perangkat iPhone mereka.
Kementerian Dalam Negeri Jerman telah mengkonfirmasi hal ini. Bahwa pengguna iPhone nantinya bisa memuat kartu ID nasional, paspor dan izin tinggal dengan memindai tag NFC yang tertanam di iOS 13.
Jerman diketahui sangat ketat melindungi data warga negaranya, tapi pemerintah melihat kemudahan bagi warga negara untuk memverifikasi identitas mereka secara online terutama penggunaan kartu virtual di bandara.
Apple membangun chip NFC ke iPhone selama bertahun-tahun, tetapi dalam versi iOS sebelumnya kerap digunakan untuk Apple Pay. iOS 13 mengubahnya, memungkinkan pengguna perangkat seluler Apple mendapat manfaat dari aplikasi digital berdaulat seperti ID, ePass dan eVisum.
Pertanyaan terbesar adalah seberapa banyak orang Jerman yang akan memilih untuk melakukan ini? Ada budaya privasi data yang sangat kuat di negara ini terutama tingginya kekhawatiran terhadap jejak digital maupun jejak elektronik.
"Itulah mengapa uang tunai masih sangat populer di Jerman," tulis Bloomberg tahun lalu.
Share: