
Juru Bicara sekaligus Direktur Proteksi Ekonomi Digital Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Anton Setiyawan | Foto: Faisal Hafis/Cyberthreat.id
Juru Bicara sekaligus Direktur Proteksi Ekonomi Digital Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Anton Setiyawan | Foto: Faisal Hafis/Cyberthreat.id
Cyberthreat.id - Juru Bicara sekaligus Direktur Proteksi Ekonomi Digital Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Anton Setiyawan, menyarankan kepada pengguna media sosial untuk selalu berhati-hati dan menjaga jejak digital-nya. Jejak digital, menurut Anton, dapat mempengaruhi reputasi dan keamanan pengguna sosial media, baik di dunia maya maupun dunia nyata.
"Kalau bicara soal jejak digital, ada dua yang punya pengaruh yakni keamanan dan reputasi kita," ungkap anton dalam Webinar SIBERMINBaPer bertajuk "Kita dan Jejak Digital" melalui platform Jumpa.id, Kamis (6 Agustus 2020).
Jejak digital ini sangat berpengaruh bagi setiap individu karena berkaitan dengan identitas digital pengguna internet. Dan, era digital dimana arus informasi begitu cepat dan masif, semua orang sekarang memiliki akun-akun di media sosial dengan berbagai fungsinya.
Jika tidak berhati-hati dalam mengelola identitas digital, Anton mengingatkan bakal muncul banyak sekali ancaman siber yang mengintai pengguna saat berselancar di dunia maya.
"Kalau kita tidak berhati-hati mengelola identitas digital kita, ancaman yang muncul bisa seperti peretasan, penipuan, pencurian identitas, pemerasan, dan lainnya," ujar Anton.
Ia mencontohkan, jika sebuah akun media sosial berhasil diambil alih oleh penjahat siber, maka pelaku kejahatan bisa melakukan apa pun untuk memanfaatkan akun korban dengan berbagai tujuan. Misalnya mencuri identitas lalu melakukan pemerasan hingga penipuan.
"Akan lebih bahaya lagi kalau ini sampai benar-benar mengancam kita di kehidupan nyata," tegasnya.
Untuk kesekian kalinya Anton kembali mengingatkan dan menyarankan kepada pengguna internet agar selalu berhati-hati dan lebih bijak dalam memposting di sosial media. Terlebih, banyak pengguna media sosial yang membagikan hal-hal yang bersifat pribadi atau rahasia.
Berikut enam tips dari Anton dalam mengelola media sosial secara aman dan bijak guna menjaga jejak digital agar tetap bersih:
1. Tidak membagikan informasi pribadi yang berkaitan dengan identitas digital.
2. Bijak dalam sharing kegiatan yang dilakukan sehari-hari.
3. Menerapkan keamanan platform media sosial dengan mengaktifkan TFA dan menggunakan password yang unik.
4. Menerapkan mode privasi.
5. Berhati-hati dalam memilih teman di akun media sosial.
6. Hindari klik tautan/link yang tidak jelas atau mencurigakan. []
Redaktur: Arif Rahman
Share: