IND | ENG
AS Merugi Hampir Rp1,5 Triliun karena Penipuan Covid-19 dan Pencurian Identitas

Data FTC terkait penipuan dan pencurian identitas di Amerika Serikat

AS Merugi Hampir Rp1,5 Triliun karena Penipuan Covid-19 dan Pencurian Identitas
Yuswardi A. Suud Diposting : Rabu, 05 Agustus 2020 - 17:00 WIB

Cyberthreat.id - Amerika Serikat mengalami kerugian hampir UD$ 100 juta (setara hampir Rp 1,5 triliun) akibat penipuan online terkait Covid-19 dan pencurian identitas sejak pandemi muncul pada Maret lalu.

Dilansir dari Reuters, Rabu (5 Agustus 2020), angka itu diperoleh dari lembaga perlindungan konsumen Amerika Serikat bernama Social Catfish.

Disebutkan, selama pandemi, keluhan penipuan terkait Covid-19 meningkat setidaknya dua kali pat di sebagian besar negara bagian.

Sebuah laporan dari kelompok itu, berdasarkan pada data pemerintah, menyoroti ruang lingkup luas dari aksi kriminal yang tumbuh cepat - mulai dari tawaran cek stimulus palsu hingga penipuan belanja dan obat palsu - memangsa orang Amerika yang sudah tertekan oleh pandemi dan kejatuhan ekonominya.

Mungkin tidak mengherankan, penelitian ini menemukan California, Florida, New York, Texas dan Pennsylvania - yang paling padat dari 50 negara bagian A.S. - menjadi lima yang paling ditargetkan oleh penipuan mengatasnamakan virus corona di negara itu.

Bersama-sama mereka menyumbang sekitar sepertiga dari lebih dari 150.000 kasus penipuan terkait COVID yang dilaporkan secara nasional oleh Komisi Perdagangan Federal (FTC) mulai pertengahan Maret, ketika Organisasi Kesehatan Dunia mendeklarasikan pandemi global, hingga Juli, menurut laporan itu (dapat diakses di tautan ini).

Kasus-kasus itu telah menelan korban total $ 97,5 juta hingga saat ini, menurut FTC.

Bahkan negara-negara bagian yang relatif kecil menemukan lonjakan besar penipuan terkait Covid-19 dalam beberapa bulan terakhir. Maine, misalnya, pengaduan bulanannya terkait penipuan virus corona dan pencurian identitas meningkat empat kali lipat antara Maret hingga Juli.

Laporan ini diterbitkan oleh kelompok nirlaba berbasis internet SocialCatfish.com, yang membantu konsumen menghindari penipuan online dengan menentukan identitas sebenarnya dari individu atau organisasi yang bersembunyi di balik identitas palsu.

Penipuan yang mengambil keuntungan dari keputus-asaan orang Amerika di tengah pandemi yang mematikan dan pergolakan ekonomi yang menyertainya "sedang merajalela," kata Richard Neil, juru bicara penulis laporan.

Menurut laporan itu, beberapa bentuk penipuan yang baru berkembang seperti janji palsu cek stimulus pemerintah, sering dilakukan melalui "panggilan robot," teks, atau email yang mencari informasi pribadi dan keuangan.[]

#scam   #penipuanonline   #covid19   #corona

Share:




BACA JUGA
Gunakan Bot Telekopye Telegram, Penjahat Siber Membuat Phishing Scams Skala Besar
Geng Penipu Online Bernilai Puluhan Miliar Ditangkap di Spanyol
Penipuan Via WhatsApp, Nama Wamenkominfo Dicatut
Waspada Laman Facebook Palsu Mengatasnamakan PT Pos Indonesia
Respon Tokopedia Soal Konsumen Beli iPhone Terima Batu