
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Investigasi dari sebuah asosiasi konsumen yang berpusat di Inggris menemukan sebagian besar ponsel bekas yang dijual rentan diretas karena tidak mendapatkan support pembaruan keamanan. Apalagi perangkat yang sudah pernah di-servis dan mengalami pergantian komponen.
Asosiasi konsumen Which? melakukan investigasi kepada tiga pengecer ponsel populer yang berbasis di Inggris, yaitu Music Magpie, SmartFoneStore, dan CeX.
Hasilnya, hampir sepertiga ponsel (31 persen) dari ponsel yang dijual CeX tidak lagi didukung pembaruan keamanan dari produsennya. Hal itu menjadikan CeX sebagai pengecer dengan paling banyak menjual perangkat yang tidak aman.
SmartFoneStore dan Music Magpie juga mengakui telah menjual perangkat yang tidak mendapatkan dukungan keamanan dengan persentase masing-masing 17 persen dan 20 persen. Meskipun tidak diungkapkan secara rinci hasil temuan tersebut.
"Which? langsung memberikan informasi ini kepada para konsumen," tulis Info Security Magazine, Jumat (31 Juli 2020).
SmartFoneStore bergerak aktif memperingati orang-orang yang ingin membeli perangkat yang tidak didukung pembaruan keamanan. Tujuannya agar orang-orang sadar sebelum membeli ponsel bekas dan melakukan standar keamanan tertentu.
Music Magpie menghapus semua perangkat yang tidak mendapatkan pembaruan keamanan dari penjualannya. Sejauh ini hanya CeX belum memberikan pernyataan terkait investigasi ini.
Which? menyarankan konsumen dan pembeli agar memeriksa halaman pembaruan keamanan perangkat. Melakukan pengecekan amat penting untuk mengetahui informasi kritis sebelum membeli telepon bekas atau lawas.
Cybersecurity Speacialist ESET, Jake Moore, menyebutkan membeli ponsel tua dan harga jauh lebih murah memang sangat menggiurkan. Sayangnya, godaan itu tidak dapat menjamin keamanan dari penggunaan dari ponsel atau perangkat.
"Ponsel yang lebih tua terkenal memiliki tanggal penggunaan ketika mereka tidak lagi didukung oleh patch keamanan. Perangkat ini akan tetap berfungsi seperti biasa di layar, tetapi kerentanan di dalamnya bisa digunakan untuk menargetkan (menyerang) korban dengan mudah," ungkap Moore.
"Mereka yang berisiko (diretas) harus diingatkan untuk memeriksa sistem operasi-nya. Apakah masih mendapat dukungan atau tidak sebelum melakukan pembelian," ujarnya.
InfoSecurity melaporkan, ponsel berbasis Android biasanya akan mendapatkan dua tahun pembaruan sistem operasi dan tiga tahun pembaruan keamanan. Khusus produk Apple, pembaruan sistem dan keamanan biasanya dikemas bersamaan dan itu akan berlangsung rata-rata selama lima hingga enam tahun. []
Redaktur: Arif Rahman
Share: