
Ilustrasi | Foto: Pixabay
Ilustrasi | Foto: Pixabay
Cyberthreat.id – Pemerintah bekerja sama dengan Universitas Chicago akan mengembangkan internet kuantum nasional.
Jaringan internet tersebut, yang akan berjalan paralel dengan internet sekarang, dapat digunakan untuk mengirim informasi keuangan data sensitif secara aman.
Jika semua berjalan sesuai rencana, jaringan fungsional tersebut dapat beroperasi dalam waktu sepuluh tahun lagi, demikian kata Paul Dabbar, Wakil Menteri Ilmu Pengetahuan di Kementerian Energi AS (DOE), seperti dikutip dari Infosecurity Magazine, diakses Minggu (26 Juli 2020).
Tidak seperti internet saat ini, yang mentransmisikan informasi dengan menyandikan data dalam “partikel cahaya” atau disebut foton yang berjalan di sepanjang kabel serat optik di bawah tanah dan melalui teknologi komunikasi nirkabel dan satelit, internet kuantum akan mengirimkan data menggunakan foton yang terkait.
Foton terkait dihubungkan satu sama lain meskipun dipisahkan oleh jarak. Setiap upaya oleh peretas untuk mencegat data yang dikodekan dalam foton saat sedang dikirim akan mengganggu foton dan memutus tautan itu. Akibatnya, data yang dicegat, misalnya gambar, akan tampak diacak baik oleh peretas maupun penerima.
Pendanaan proyek tersebut berasal dari anggaran sebesar US$ 1,28 miliar yang dialokasikan sebagai bagian dari Prakarsa Kuantum Nasional Presiden Donald Trump. Inisiatif dicanangkan sesuai Undang-Undang Inisiatif Kuantum Nasional, disahkan menjadi undang-undang pada akhir tahun 2018 sebagai bagian dari rencana Amerika untuk memajukan teknologi kuantum, khususnya komputasi kuantum.
Sekitar 50 organisasi yang dipimpin oleh DOE dan Universitas Chicago telah dibentuk untuk menghidupkan proyek tersebut. Sebanyak 17 Laboratorium Nasional DOE akan berfungsi sebagai tulang punggung internet kuantum.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: