IND | ENG
Dirjen Aptika Bicara Konsep Hankamrata dalam Keamanan Siber

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan

Dirjen Aptika Bicara Konsep Hankamrata dalam Keamanan Siber
Faisal Hafis Diposting : Selasa, 21 Juli 2020 - 18:56 WIB

Cyberthreat.id - Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Abrijani Pangerapan, mengatakan Indonesia menerapkan sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta atau Hankamrata dalam mewujudkan keamanan siber.

Menurut dia, keamanan siber harus melibatkan seluruh warga negara, pelaku usaha, pemerintah, serta sumber daya nasional lainnya agar terlaksana keamanan siber yang kuat dan kokoh.

"Walaupun keamanan siber bukan lagi di tempatnya Kominfo, tapi memang kalau bicara keamanan siber kita harus melibatkan semua. Kita harus menerapkan yang disebut Hankamrata," kata Samuel dalam webinar Mendorong Akselerasi Transformasi Digital - Kesiapan Ekosistem Digital, Selasa (21 Juli 2020).

Hankamrata, kata dia, meletakkan posisi pemerintah yang salah satunya berfungsi menyiapkan regulasi yang komprehensif dan kuat mengenai keamanan siber. Meskipun pada kenyataannya RUU Keamanan dan Ketahanan Siber (RUU KKS) telah dipindahkan ke daftar Prolegnas Prioritas DPR RI Tahun 2021.

"Regulasi juga harus kuat, supaya kita bisa menerapkan yang namanya keamanan ini secara Hankamrata," tegasnya.

Semuel mengatakan saat ini Indonesia sudah punya tim-tim Security Incident Response Team (SIRT) yang merupakan tanggung jawab pemerintah untuk membangunnya.

"Nanti namanya SIRT-SIRT ini akan muncul. SIRT-SIRT inilah yang akan membantu juga kalau ada terjadi insiden," ujar Sammy.

Dari sisi pelaku usaha, keamanan siber salah satunya diterapkan dalam bentuk menerapkan standar-standar keamanan yang tinggi pada sistem dan layanan digitalnya. Tujuannya untuk menjaga keamanan cyber para pengguna/konsumen di Tanah Air.

Menurut Sammy, penyedia layanan digital di Indonesia sudah seharusnya memiliki layanan yang andal (dan terpercaya).

"Penyedia layanan seperti Gojek dan Tokopedia juga harus menyediakan layanan yang andal," ujar Sammy, panggilan akrab Semuel.

Dari sisi masyarakat, keamanan siber diwujudkan dengan masyarakat yang aware dan memahami pentingnya cybersecurity. Menurut Semuel, pertanyaan tentang masyarakat adalah yang paling kuat.

"Kalau masyarakat kita enggak kuat, nantinya kita sudah bangun, keamanannya kuat, tapi masyarakatnya tidak care terhadap security," jelas dia.

Masyarakat, dalam hal ini, harus menerapkan budaya "cyber hygiene" sebagai bentuk kebiasaan pengguna internet untuk meningkatkan keamanan siber pada saat beraktivitas online. Ia mengibaratkan cyber hygiene seperti mencuci tangan sebelum makan agar terhindar dari virus dan kuman-kuman jahat.

"Demikian pula di ruang digital. Sebagai contoh, sebelum mengunduh aplikasi, pastikan aplikasi itu bersih dari malware menggunakan antivirus tepercaya," ujarnya. []

Redaktur: Arif Rahman

#Keamanansiber   #hankamrata   #Kominfo   #dirjenaptika   #Infrastrukturkritis   #sdmunggul   #sirt   #Serangancyber   #cyberhygiene

Share:




BACA JUGA
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Luncurkan Markas Aceh, Wamen Nezar Dorong Lahirnya Start Up Digital Baru
Wujudkan Visi Indonesia Digital 2045, Pemerintah Dorong Riset Ekonomi Digital
Ekonomi Digital Ciptakan 3,7 Juta Pekerjaan Tambahan pada 2025
Menkominfo Tantang Media Adopsi Perkembangan Teknologi