
Ilustrasi | Foto: Instagram BSSN
Ilustrasi | Foto: Instagram BSSN
Cyberthreat.id - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) memperkenalkan konsep Pentahelix dalam membangun dan memperkuat keamanan siber (cybersecurity) di Tanah Air. Strategi penguatan keamanan siber tidak bisa dilakukan satu pihak tunggal, tetapi bagaimana berkolaborasi bersama-sama. Konsep Pentahelix menjadi salah satu opsi terbaik yang bisa diambil.
Dalam rencana strategi penguatan keamanan siber di Tanah Air, BSSN terus berusaha mengimplementasikan konsep Pentahelix yang terdiri dari lima tonggak utama yaitu pemerintah, pelaku usaha, media, masyarakat, serta perguruan tinggi atau akademisi bekerja sama dan berkolaborasi untuk menguatkan sektor keamanan siber.
"BSSN telah melakukan kolaborasi Pentahelix yang melibatkan instansi pemerintah, pelaku usaha, media, masyarakat, dan perguruan tinggi," demikian ungkap Kepala BSSN Letjen (Purn) Hinsa Siburian dalam keterangannya, Jumat (17 Juli 2020).
Dalam Pentahelix, kata Hinsa, pemerintah memegang peranan penting sekaligus memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk melindungi kegiatan usaha di bidang keamanan siber; melindungi infrastruktur informasi kritikal nasional (IIKN); mencegah dan menindak kejahatan di bidang keamanan siber; mewujudkan tujuan keamanan siber dalam taraf internasional; serta melaksanakan pertahanan siber nasional.
"Negara harus hadir untuk melindungi dan memberikan rasa aman kepada warga negara dengan tetap membangun tata kelola pemerintah yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya," ujar Hinsa.
Tonggak berikutnya adalah pelaku usaha yang bertanggung jawab untuk mewujudkan kemandirian produk dan layanan di bidang keamanan siber; meningkatkan investasi produk dan layanan di bidang keamanan siber; meningkatkan ekspor produk dan layanan di bidang keamanan siber; hingga meningkatkan daya saing produk dan layanan di bidang keamanan siber.
Ketiga, media memiliki tugas untuk meningkatkan literasi masyarakat serta menjadi pilar demokrasi untuk membangun kepentingan nasional dan memajukan kepentingan nasional di ranah siber.
Hinsa memberi catatan khusus tentang SDM yang sangat krusial dalam mewujudkan kedaulatan bangsa di ranah siber. SDM yang handal harus bisa mengembangkan hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak) secara mandiri; standar regulasi dan kepatuhan; sinergi dan kolaborasi; dan kesiapsiagaan.
Dengan demikian, lahirlah tonggak keempat yaitu peran akademisi atau perguruan tinggi dalam mengembangkan kompetensi SDM di bidang keamanan siber.
Terakhir, tonggak kelima adalah peran masyarakat untuk membangun budaya keamanan siber yang baik serta mendorong pemanfaatan siber secara luas.
Sebelum Pentahelix, BSSN telah memiliki lima pilar strategi nasional keamanan siber yang terdiri dari ketahanan siber Indonesia; kepastian hukum ruang siber; kemampuan teknologi siber; dukungan pertumbuhan ekonomi digital dan kerjasama baik di tingkat nasional maupun internasional. []
Redaktur: Arif Rahman
Share: