
Ravio Patra dan pesan ajakan penjarahan setelah akun WhatsApp-nya diretas
Ravio Patra dan pesan ajakan penjarahan setelah akun WhatsApp-nya diretas
Jakarta, Cyberthreat.id - Tiga bulan sudah kasus peretasan WhatsApp milik aktivis Ravio Patra berlalu. Namun, hingga kini polisi belum mengumumkan sejauh mana perkembangannya.
Ini membuat kuasa hukum Ravio Patra bertanya-tanya. Pasalnya, dalam kasus penyebaran data pribadi pegiat sosial media Denny Siregar, polisi hanya butuh waktu tak sampai sepekan untuk menangkap pelakunya. (Baca: Polisi Tangkap Pegawai Grapari Telkomsel Tersangka Pembocor Data Denny Siregar)
"Kita ingin mendapat perlakuan yang sama seperti yang diberikan kepada Denny Sigar," kata salah satu tim hukum Ravio, Alghiffari Aqsa kepada Cyberthreat.id, Rabu (15 Juli 2020).
Menurutnya, pengungkapan siapa peretas WhatsApp milik Ravio ini seharusnya bisa dilakukan dengan mudah oleh pihak kepolisian.
"Jika kemampuan IT kepolisian digunakan, kami menilai bahwa kasus peretasan dapat diungkap dengan mudah karena kepolisian memiliki peralatan yang lengkap,” kata dia.
Alghiffari mengatakan kasus peretasan WA Ravio yang dilaporkan seminggu setelah Ravio ditangkap, itu masih diproses Polda Metro Jaya.
“Terakhir panggilan terhadap saksi Damar, tapi belum bisa hadir,” ujarnya.
Sebelumnya, anggota DPR RI dari fraksi Gerindra Habiburokhman juga mempertanyakan hal yang sama.
"Pembobolan data pribadi Denny Siregar dilaporkan tanggal 8 Juli 2020, terduga pelaku ditangkap tanggal 9 Juli 2020 (hanya satu hari). Peretasan akun WhatsApp Ravio Patra dilaporkan tanggal 27 April 2020, kapan pelakunya bisa ditangkap? Apa yang membedakan dua kasus itu?," tulis Habiburokhman di akun Twitter-nya @habiburokhman, dilihat pada Sabtu (11 Juli 2020).
Habiburokhman sepakat siapa pun yang melanggar hukum memang harus ditangkap. Namun,"satu PR besar penyelenggara negar di bidang hukum adalah bagaimana mewujudkan Equality Before The Law. Jangan yang berseberangan dengan penguasa cepat ditangkap, yang sebaliknya lambat diusut," tambahnya.
Istilah Equality Before The Law yang disebut Habiburokhman merujuk kepada setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum tanpa terkecuali. (Lihat: Anggota DPR RI: Pembocor Data Denny Siregar Cepat Ditangkap, Peretas WA Ravio Kapan?)
Sebelumnya, Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Tubagus Ade Hidayat mengatakan telah memanggil perwakilan WhatsApp dan Facebook dalam kasus dugaan peretasan WhatsApp Ravio Patra.
"Betul (memeriksa pihak WhatsApp dan Facebook)," kata Tubagus Ade seperti dilansir dari Media Indonesia, Jumat, 19 Juni 2020.
Namun begitu, Tubagus mengatakan pemeriksaan itu masih sebatas klarifikasi dan belum dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
"Kita perlu mendatangkan yang ahlinya, tapi masih bersifat diskusi," kata Tubagus.
Seperti diketahui, akun WhatsApp Ravio Patra diretas orang tak dikenal pada 22 April lalu. Pelaku kemudian menggunakan akun Ravio untuk menyebar pesan berisi ajakan untuk melakukan penjarahan. Polisi kemudian menangkap Ravio dengan tuduhan menyebarkan provokasi lewat WhatsApp. Dua hari berselang, Ravio diperbolehkan pulang dengan status sebagai saksi.
Menurut Ravio, beberapa jam sebelum peretasan terjadi, dirinya sempat berkomunikasi dengan Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar dan mempertanyakan sejumlah proyek pemerintah yang melibatkan Billy di Papua. Ravio menduga, peretasan akun WhatsApp miliknya terkait dengan komunikasi antara dirinya dengan Billy.
Pada Senin (27 April 2020), Ravio melaporkan kasus peretasan WhatsApp miliknya ke Polda Metro Jaya dan tercatat dengan nomor TBL/2528/IV/YAN 2.5/2020 SPKT PMJ.
Menurut tim hukum dari Safenet, Arsyad, penyidik menanyakan seputar kronologi peretasan, kerugian yang dialami, serta siapa saja saksi dan bukti pendukung terkait peretasan tersebut.
"Ravio turut memberikan beberapa bukti tangkapan layar adanya peretasan dan komunikasi dengan beberapa pihak terkait peretasan," kata Arsyad dalam keterangan tertulis.
Arsyad juga meminta kepolisian mengembalikan telepon genggam dan komputer jinjing milik Ravio yang disita.[]
Editor: Yuswardi A. Suud
Share: