
Bank Wells Fargo via Bankrate.com
Bank Wells Fargo via Bankrate.com
Jakarta, Cyberthreat.id - Bank terbesar ke empat di Amerika Serikat, Wells Fargo telah meminta karyawannya yang mengintal aplikasi TikTok di perangkat perusahaan untuk menghapusnya. TikTok yang dibuat oleh perusahaan asal China dikhawatirkan membagikan data pengguna ke pemerintah China.
"Kami telah mengidentifikasi sejumlah kecil karyawan Wells Fargo yang menginstal aplikasi TikTok di perangkat milik perusahaan," kata seorang juru bicara Wells Fargo seperti dilansir dari The Verge, Senin (13 Juli 2020).
"Karena kekhawatiran tentang kontrol dan praktik privasi dan keamanan TikTok, dan karena perangkat milik perusahaan hanya boleh digunakan untuk bisnis perusahaan, kami telah mengarahkan karyawan tersebut untuk menghapus aplikasi dari perangkat mereka," tambah juru bicara itu.
Sebelumnya, pada hari Jumat, Amazon mengirim email kepada karyawannya dan meminta mereka untuk menghapus TikTok di perangkat perusahaan. Namun, tak lama kemudian Amazon mengatakan email itu adalah "sebuah kesalahan."
TikTok yang hingga April lalu telah diunduh oleh 2 miliar pengguna di seluruh dunia baru-baru ini kepergok mengakses data yang disalin ke clipboard pengguna iPhone dan iPad. Itu diketahui setelah Apple merilis versi beta iOS 14 yang mendeteksi aplikasi apa saja yang mencoba mengintip isi clipboard pengguna. Diketahui, clipboard adalah tempat penyimpanan sementara di ponsel saat seseorang hendak menyalin data dan memindahkannya ke tempat lain dengan cara copy paste.
Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, mengatakan pemerintahnya mempertimbangkan untuk memblokir aplikasi media sosial buatan Cina, termasuk TikTok yang dituding membagikan data pengguna dengan pemerintah China, meskipun TikTok telah membantahnya.
"Saya tidak ingin mendahului Presiden (Donald Trump), tapi ini sesuatu yang sedang kami perhatikan," kata Pompeo dalam wawancara dengan Fox News, seperti dikutip Reuters, Selasa (7 Juli 2020).
Pembuat kebijakan di Amerika khawatir terkait cara TikTok mengelola data pengguna. Menurut mereka, peraturan di Cina meminta perusahaan untuk mendukung dan bekerja sama dengan intelijen yang diatur oleh Partai Komunis Cina. Itu sebabnya, mereka khawatir data pengguna akan dibagikan ke pemerintah Cina.
Baru-baru ini, pemerintah India juga telah melarang TikTok dan 58 aplikasi lain buatan Cina, setelah konflik di perbatasan India dan Cina. []
Share: