Cyberthreat.id – Google melarang iklan-iklan yang mempromosikan teknologi pelacak atau pengintai orang secara diam-diam di halamanya.

Raksasa mesin pencari itu akan mulai memberlakukan aturan itu mulai 11 Agustus 2020. “Kebijakan ini akan berlaku secara global,” tutur Google seperti dikutip dari Infosecurity Magazine, diakses Minggu (12 Juli 2020).

Menurut Google, produk dan layanan yang akan dilarang mencakup teknologi yang digunakan untuk pengawasan/pemantauan, seperti spyware atau malware yang dapat digunakan untuk memantau teks, panggilan telepon, atau riwayat penelusuran.

Bahkan, pelacak GPS yang secara khusus dipasarkan untuk memata-matai seseorang juga akan dilarang promosi atau iklannya.

Namun, larangan itu tidak termasuk (1) layanan penyelidikan pribadi atau (2) produk atau layanan orangtua untuk melacak atau memantau anak-anak mereka yang di bawah umur.

Jika melanggar, Google mengatakan akan memberikan peringatan setidaknya tujuh hari sebelum penangguhan akun.

“Cek kembali apakah ada atau tidak iklan Anda, termasuk dalam ruang lingkup kebijakan ini, dan jika tercakup, hapus iklan tersebut sebelum 11 Agustus 2020,” ujar Google.

Teknologi pelacakan orang lain mengalami lonjakan, menurut Kaspersky, perusahaan keamanan siber. Pada Maret lalu, jumlah korban yang ditargetkan oleh stalkerware melonjak 91 persen di Inggris dari 2018 hingga 2019.

Avast, perusahaan keamanan siber lain, juga mendeteksi tingginya pengunduhan stalkerware selama Covid-19. Di Inggris, Avast menuturkan, pemasangan aplikasi penguntit di Inggris naik 83 persen pada Maret dibandingkan Januari dan Februari.[]

Redaktur: Andi Nugroho