IND | ENG
Cerita di Balik LaLiga Memata-Matai Penggemarnya

Foto: LaLiga

Cerita di Balik LaLiga Memata-Matai Penggemarnya
Andi Nugroho Diposting : Minggu, 16 Juni 2019 - 22:17 WIB

Madrid, Cyberthreat.id – Masih ingat adegan film Batman: The Dark Knight ketika Bruce Wayne (karakter Batman) meretas setiap telepon pengguna di Gotham City, lalu mencocokkan audio dan GPS untuk menemukan musuhnya, The Joker?

Tampaknya pengembang aplikasi LaLiga memiliki ide sama dengan Bruce Wayne itu. Dengan aplikasi itu, mereka mendeteksi pub dan bar yang menyiarkan pertandingan sepakbola bajakan dengan mengakses geolokasi pengguna.

Pengguna aplikasi tak menyadari bahwa mereka sebetulnya sedang dimata-matai –seperti Bruce Wayne melacak The Joker: apakah penggemar bola menonton pertandingan bajakan dan merekam lingkungan sekitarnya.

Fungsi mata-mata ini tidak disebutkan dalam deskripsi lokasi. Hal itulah yang membuat Badan Perlindungan Data Nasional Spanyol (AEPD) mendenda LaLiga sekitar Rp 4 miliar karena dinilai telah melanggar aturan Regulasi Umum Perlindungan Data (GDPR).

AEPD telah meminta La Liga agar menghapus aplikasi itu pada 30 Juni mendatang. Namun, LaLiga mengajukan banding atas sanksi itu dan mengklaim bahwa AEPD tidak sepenuhnya memahami teknologi yang dipakai dalam aplikasi.


Berita Terkait


LaLiga, aplikasi streaming resmi yang dikembangkan oleh Liga de Futbol Profesional ini, dibuat untuk para penggemar sepakbola di Spanyol. Pengguna bisa melihat nofitikasi pertandingan secara real time, komentar dari menit ke menit, line-up, gol, dan lain-lain. Aplikasi telah diunduh lebih dari 10 juta kali hingga Juni 2019. Dalam aplikasi, pengguna diberi pilihan sebagai berikut (ini diterjemahan secara kasar dari bahasa Spanyol ke bahasa Inggris):

“Saya telah membaca dan menerima Kebijakan Teknis Hukum dan Privasi dari aplikasi yang menegaskan bahwa saya berusia lebih dari 14 tahun dan khususnya bahwa LaLiga memperlakukan data pribadi saya untuk menawarkan informasi terkait kompetisi (pertandingan sepakbola) yang diselenggarakan melalui aplikasi. Juga, mengaktifkan opsi untuk membimbing saya ke stadion menggunakan geolokasi.”

Ketentuan itu tampaknya bukan masalah besar, bukan?

Namun, untuk yang satu ini, Anda harus mempertimbangkan lebih utama sebelum menginstal aplikasi tersebut.

“Lindungi tim Anda! Dengan mengklik Anda setuju bahwa La Liga akan memperlakukan data pribadi Anda, termasuk yang diperoleh melalui mikrofon perangkat Anda, untuk mendeteksi penipuan dalam konsumsi perusahaan publik yang tak resmi.”

Dengan kata lain, tulis Slashgear, yang diakses Minggu (16 Juni 2019), opsi yang kedua tersebut mengizinkan pengembang aplikasi memata-matai pengguna yang diterima secara audio atau suara.

“Mikrofon akan menangkap fragmen audio dengan tujuan mengetahui jika Anda sedang menonton pertandingan sepakbola,” demikian tulis laman pemberitahuan hukum dan ketentuan penggunaan di LaLiga online.

Tujuan penggunaan fitur itu adalah (i) untuk mengembangkan pola statistik pada konsumsi sepakbola dan (ii) untuk mendeteksi operasi penipuan dari transmisi ulang pertandingan sepakbola LaLiga (pembajakan).”

La Liga yang tak setuju dengan penilaian AEPD mengatakan, bahwa agar fungsi mikrofon aktif, pengguna harus secara tegas, proaktif, dan dua kali memberikan persetujuan sehingga tidak dapat bisa menilai La Liga tidak terbuka tentang fungsi (mikrofon) ini,” pernyataan LaLiga dinukil dari TechCrunch.

“LaLiga akan mengajukan banding atas keputusan (AEPD) itu di pengadilan, untuk membuktikan bahwa (pihaknya) telah bertindak sesuai dengan peraturan perlindungan data,” LaLiga menambahkan.

Mengapa harus menguping penggemar?

LaLiga mengatakan, rekaman audio dari hasil menguping di sekitar penggemar dimaksudkan untuk “mencapai tujuan yang sah” dari memerangipembajakan.

LaLiga menyatakan, alasan melakukan pengupingan itu lantaran, jika tidak menggunakan teknologi, pihaknya tak mungkin bisa memerangi praktik pembajakan. Ini tugas yang sangat relevan, kata LaLiga, dengan mempertimbangkan besarnya kerugian sekitar Rp 2,42 triliun setahun yang dialami perusahaan gara-gara siaran bajakan. Sebelumnya, seperti dikutip dari New York Magazine, La Liga menggugat 600 bar pada Maret lalu karena telah membajak pertandingan sepakbola.

“LaLiga mengklaim bahwa privasi pengguna tidak berisiko karena aplikasi mengubah rekaman audio menjadi kode dan tidak merekam atau menyimpan data apa pun secara lokal,” tulis Gizmodo.

Berita baiknya, pengguna aplikasi di luar Spanyol tampaknya bukan bagian dari skema pengupingan tersbeut. Dan, pengguna bisa masuk ke menu pengaturan perangkat dan mencabut akses mikrofon dan GPS dari perangkat.

#laligaapp   #aplikasilaliga   #aepd   #gdpr   #spy   #laligaspanyol

Share:




BACA JUGA
Indonesia Korban SpyLoan yang Menyamar sebagai Pinjol di Google Play
Grup Spionase Cyber ​​Rusia Sebarkan Worm USB LitterDrifter
Spyware CanesSpy Ditemukan dalam Versi WhatsApp Modifikasi
Spionase Siber Iran Targetkan Sektor Keuangan dan Pemerintahan di Timur Tengah
SpyNote, Waspadai Trojan Android yang Merekam Audio dan Panggilan Telepon!