IND | ENG
Alexa Amazon Digugat Karena Merekam Suara Anak-Anak

Alexa by Amazon.com

Alexa Amazon Digugat Karena Merekam Suara Anak-Anak
Zuhri Mahrus Diposting : Minggu, 16 Juni 2019 - 20:10 WIB

Amazon digugat seorang perempuan Massachusetts Amerika Serikat ke pengadilan federal pada 14 Juni lalu. Ia mengatasnamakan anaknya yang berusia  10 tahun dan anak-anak lain dari 8 negara bagian. Gugatan yang didaftarkan di pengadilan federal Seattle itu menuduh Amazon secara tanpa hak telah merekam suara anak-anak melalui peranti pintarnya. Di minggu yang sama, sebuah gugatan yang hampir sama didaftarkan di California Superior Court, Los Angeles. Gugatan tersebut mengatasanamakan anak berusia 8 tahun. 

“Alexa secara rutin merekam dan mengidentifikasi jutaan suara anak tanpa seizin mereka dan seizin orang tua mereka,” begitu isi gugatan yang berpotensi menjadi Class Action itu.

Alexa adalah perangkat lunak pengenal suara yang ditanamkan di produk-produk Amazon, seperti Amazon Echo atau Echo Dot. Katakan “Alexa”  dan perangkat tersebut siap menginterpretasikan perkataan Anda selanjutnya. Alexa mengirimkan perintah suara ke server cloud Amazon. Suara itu kemudian diterjemahkan Alexa Voice Service ke dalam bahasa komputer lalu menjalankan perintah yang diminta (misalnya memainkan sebuah lagu, atau info lalu lintas, atau cuaca). Respons dalam bentuk suara —kecuali produk tertentu yang bisa menampilkan visual— akan dikembalikan ke perangkat Alexa secepat Anda selesai memberikan perintah (tentunya  tergantung kecepatan koneksi internet Anda). Alexa ini seperti halnya Google Assistant untuk Android atau Siri di iPhone.

Kerahasiaan data pengguna merupakan isu yang sensitif di Amerika Serikat dan Eropa, terutama setelah kasus kebocoran jutaan data pengguna Facebook (ingat skandal Cambridge Analytica pada 2018?). Dan bukan baru sekali ini Amazon disorot karena tidak menjaga menjaga kerahasiaan data penggunanya. Mei lalu, beberapa senator dan kelompok pengacara pelindung hak konsumen menuduh Amazon merekam dan menyimpan pembicaraan di sekitar perangkatnya. Mereka mendesak Federal Trade Commission (FTC) untuk menyelidiki kasus itu.

Sorotan itu muncul akibat bocornya 1.700 rekaman audio ke publik pada Agustus 2018. Amazon menjawab bahwa hal itu diakibatkan kesalahan seorang pegawainya yang tidak disengaja. Ketika itu, seorang pelanggan di Jerman (sebut saja namanya  “Martin Schneider” ) meminta salinan data pribadinya yang disimpan Amazon (hal ini dimungkinkan karena peraturan Uni Eropa tentang General Data Protection Regulation atau GDPR). Amazon lantas memberinya file sebesar 100Mb. Masalahnya, di antara file pribadinya itu ada juga 1.700 file audio hasil transkripsi Alexa. Jelas milik orang lain karena Schneider tidak menggunakan Alexa.

Schneider mengontak media karena Amazon tidak memberikan respons atas pertanyaannya. Wartawan investigasi kemudian menyeldiiki file tersebut. Hasilnya mengejutkan. Berdasarkan data audio, wartawan bisa menemukan tempat tinggal orang dalam rekaman, kegemarannya, teman kencannya, dan banyak hal lain. Ketika media mengonfirmasi soal ini, juru bicara Amazon hanya menyebutkan hal itu merupakan ketidaksengajaan.

Insiden yang mirip juga terjadi awal 2018. Seorang pelanggan Alexa di Portland, Oregon, melaporkan bahwa rekaman pembicaraan di keluarganya dikirimkan ke seseorang di daftar kontak mereka secara acak.

“Ini bukan hal yang mengejutkan bagi saya,” kata Boris Cipot, insinyur senior di Synopsys, perusahaan software di California. “Kalau tidak salah, Amazon meggunakan data suara untuk pembelajaran agar AI voice-nya lebih baik. Data ini disimpan di suatu tempat untuk tujuan itu. Risikonya jika data ini tidak ditangani dengan baik, akan terjadi hal yang buruk,” katanya seperti dikutip threatpost.com. 

Tidak seperti Alexa, Google Assistant sekarang  tidak merekam suara setelah  pengguna mengucapkan perintah “Ok Google”. Siri menanganinya secara berbeda. Meski merekam suara pengguna,  Siri hanya merekam suara pengucap kata “Siri” secara lokal agar perangkat bisa mengidentifikasinya. Setelah itu suara yang dikirimkan ke server dilabeli identifikasi anonim, tidak dikaitkan dengan Apple ID.  Pengguna dapat mereset identifikasinya setiap saat.

Amazon mungkin perlu belajar dari Google dan Apple. Namun sejauh ini, tanggapan Amazon terkesan diplomatis. “Amazon memiliki komitmen jangka panjang untuk menjaga kepercayaan pelanggan dan keluarga mereka. Kami memiliki peraturan dan protokol yang ketat untuk melindungi privasi mereka. Untuk pelanggan yang memiliki anak, kami menawarkan Freetime di Alexa, layanan gratis yang menyediakan kontrol untuk orang tua.” 

Alexa memang memiliki fitur untuk menghapus rekaman. "Alexa, delete everything I said today." akan menghapus rekaman hari itu. Meski begitu, apakah Amazon diperbolehkan merekam suara pelanggan tanpa persetujuan dan menyimpannya di server mereka? 

#alexa   #amazon   #gugatan   #siri   #ai   #suara   #pengenal   #echodot

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif
Microsoft Merilis PyRIT - Alat Red Teaming untuk AI Generatif
Utusan Setjen PBB: Indonesia Berpotensi jadi Episentrum Pengembangan AI Kawasan ASEAN
Indonesia Tingkatkan Kolaborasi Pemanfaatan AI dengan China