
Bitcoin | Foto: Pexels.com
Bitcoin | Foto: Pexels.com
Cyberthreat.id – Jaringan penipu daring memiliki seribu cara untuk menjebak korban. Baru-baru ini, perusahaan keamanan siber Group-IB Singapura mendeteksi tawaran investasi palsu mata uang kripto (cryptocurrency).
Aksi mereka terdeteksi menargetkan para pengguna internet di Inggris, Australia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, dan Singapura.
Serangan bermula dari kiriman pesan teks. Penipu memberitahu calon korban tentang sebuah kabar tentang skema investasi baru mata uang kripto yang menguntungkan.
Pesan tersebut berisi URL yang mengarah ke media daring terkenal, tapi palsu. Tautan pendek tersebut hanyalah pengalihan ke halaman penipuan.
“Halaman tersebut menggunakan tautan pendek untuk mencari data pribadi yang luas tentang korban, termasuk nama, nomor telepon, dan terkadang alamat email,” demikian seperti dikutip dari Infosecurity Magazine, diakses Kamis (2 Juli 2020).
Para scammer memalsukan tautan berita yang berbeda-beda tergantung pada lokasi korban. Warga Inggris, misalnya, dibawa ke halaman palsu situs web berita Daily Mirror.
Berita palsu itu menggambarkan skema investasi cryptocurrency dengan menempelkan cerita kesuksesan selebritas dalam investasi itu. Berita itu mengklaim bahwa para artis telah menghasilkan banyak uang dengan skema itu.
“Semua tautan dalam artikel akan membawa korban ke halaman situs untuk penipuan investasi,” tulis Infosecurity Magazine.
Ketika korban mengakses halaman tautan palsu itu, mereka diminta mengisi formulir pendaftaran. Di sinilah, informasi pribadi korban akan disimpan di server penipu. Korban juga diminta mengisi akun mereka dengan minimum 0,03 bitcoin.
Dalam halaman itu, korban juga dijanjikan akan dikontak lebih lanjut oleh perwakilan bisnis tersebut.
Menurut Group-IB, penipuan yang mencatut nama-nama selebritas, terutama tentang tawaran investasi itu bukanlah yang pertama kali terjadi.
Group-IB mengidentifikasi yang serupa pada Februari lalu. Yang membedakan, hanya jumlah informasi pribadi korban yang dicuri para scammer.
Penipu cryptocurrency memiliki kebiasaan membajak merek dan nama terkenal. Salah satu taktik yang umum adalah mengambil alih akun Twitter terverifikasi untuk mendapatkan lencana biru, kemudian mengubah nama akun agar terlihat seperti selebritas saat menulis tweet.
Taktik penipuan investasi itu, salah satunya, pernah mencatut nama CEO SpaceX Elon Musk guna memikat para korban.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: