
Ilustrasi. | Foto: blog.advantech.com
Ilustrasi. | Foto: blog.advantech.com
Cyberthreat.id - Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail, menyebut Indonesia menghadapi sejumlah tantangan yang harus dikelola dengan strategis di sektor TIK. Tantangan itu terjadi di masa sekarang maupun di era new normal (pasca pandemi Covid-19) yang menuntut percepatan tranformasi digital di semua sektor, termasuk UMKM.
"Pandemi telah mendorong banyak perubahan termasuk perilaku masyarakat dan stakeholder yang terlibat langsung di industri TIK harus menangkap dan mengelola dengan baik tantangan sekaligus peluang ini," kata Ismail dalam seminar daring yang diselenggarakan Mastel dan Huawei, Kamis (25 Juni 2020).
Terdapat empat faktor dalam ekosistem yakni teknologi, SDM, regulasi, dan infrastruktur yang semuanya harus jalan bersamaan. Adapun tantangan yang disampaikan Ismail adalah;
Pertama, pemerintah terus berupaya melakukan penuntasan infrastruktur telekomunikasi yang mendorong percepatan pembangunan konektivitas hingga ke desa-desa, terutama yang belum terjangkau oleh layanan 4G.
Kedua, tantangan menjaga kedaulatan data. Pemerintah, kata dia, berharap data-data lokal yang berasal dari makin besarnya transaksi akan bermanfaat untuk pengembangan ekonomi digital Indonesia.
Ketiga, mendorong tumbuhnya platform dan aplikasi lokal yang mampu memberdayakan beragam sektor, dari pertanian, pendidikan, hingga kesehatan.
Keempat, pembangunan talenta digital Indonesia yang terkait erat dengan pembangunan SDM.
"Dalam jangka pendek, pemerintah telah mendesain model kolaborasi baru untuk pembangunan akses komunikasi yang mampu menjangkau desa-desa yang belum tersentuh teknologi 4G, mendorong terselenggaranya gotong-royong menyediakan platform-platform yang dibutuhkan pada era new normal," ujar Ismail.
Langkah berikutnya adalah menangkap peluang value chain ekonomi digital yang belum terisi, serta meningkatkan adopsi dan utilisasi digital.
"Terutama dalam mendorong UMKM untuk Go-Digital dan membangun kultur baru berbasis teknologi digital di era new normal," ujar Ismail.
Potensi Indonesia Luar Biasa
Pandemi Covid-19 telah berimbas pada hampir seluruh sektor industri, seperti manufaktur, pendidikan, pariwisata, konstruksi, transportasi, dan UMKM di Indonesia. Situasi pandemi telah mengharuskan sebagian besar kegiatan sehari-hari berpindah dari kegiatan tatap muka ke kegiatan daring.
Manusia bergantung sepenuhnya pada ketersediaan akses internet dengan kapasitas yang baik, serta jaringan telekomunikasi berkualitas dan aplikasi yang relevan untuk setiap kegiatan daring yang dilakukan. Operasional bisnis menjadi Go-Online, untuk itu, diperlukan infrastruktur TIK untuk mendukung terbangunnya konektivitas.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa, mengatakan konektivitas broadband dan pengetahuan TIK yang merata hingga ke daerah-daerah menjadi tantangan yang harus segera diantisipasi bersama.
"Agar manfaat teknologi digital dapat dirasakan oleh semua kalangan dan semua sektor," ujar Suharso Monoarfa.
CEO Huawei Indonesia Jacky Chen mengatakan teknologi dan konektivitas terbukti sangat vital perannya dalam mendukung transformasi dari luring ke daring selama pandemi Covid-19 berlangsung, khususnya saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Saat ini, kata dia, layanan digital di seluruh dunia, terutama di Indonesia, yang hadir melalui startup dan unicorn, tetap memiliki potensi besar untuk terus tumbuh.
"TIK secara nyata telah menjadi faktor fundamental dari lini-lini produksi dan secara signifikan meningkatkan efisiensi pada proses-prosesnya" kata Jacky Chen.
Ia menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk menyediakan SDM dengan keterampilan di bidang digital sebagai ujung tombak yang akan benar-benar menjadi agen perubahan bagi negara manapun di dunia.
"Huawei yakin pembangunan ekosistem infrastruktur TIK Indonesia yang tangguh, seperti 5G, IoT, Fiber Network, Cloud, dan AI, akan mampu mendukung percepatan ekonomi digital Indonesia, menuju Indonesia yang cerdas dan semakin terhubung," ujarnya.
Share: