IND | ENG
Menanti Hasil Kajian 5G di Indonesia, Ini Kata Telkomsel dan Smartfren

Ilustrasi

Menanti Hasil Kajian 5G di Indonesia, Ini Kata Telkomsel dan Smartfren
Faisal Hafis Diposting : Kamis, 18 Juni 2020 - 22:16 WIB

Cyberthreat.id - Operator telekomunikasi di Indonesia terus melakukan pengembangan dan uji coba teknologi 5G. Telkomsel, misalnya, terus mengkaji secara komprehensif penerapan 5G yang masih dalam tahap pelaksanaan uji coba  berkala, dipimpin Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Sebelumnya, Telkomsel telah melakukan serangkaian uji coba teknologi jaringan 5G dalam skala besar. Seperti pada perhelatan Asian Games 2018; eksebisi Telkomsel 5G for Industry 4.0 di Batam akhir tahun 2019; serta uji coba 5G pada kegiatan The NextDEV Summit 2019 di Jakarta.

Operator lain seperti Smartfren juga menggelar uji coba penerapan 5G di Indonesia pada Agustus 2019. XL Axiata dan Indosat Ooredoo juga sudah melakukan uji coba serupa.

"Kami terus melakukan kajian komprehensif baik dari sisi teknis, layanan, hingga pertimbangan regulasi untuk pengembangan layanan teknologi 5G bersama Kominfo RI serta seluruh operator telekomunikasi dan stakeholder terkait," demikian keterangan General Manager External Corporate Communications Telkomsel, Aldin Hasyim, kepada Cyberthreat.id, Kamis (18 Juni 2020).

Saat ini, kata dia, Indonesia telah memiliki semacam roadmap persiapan implementasi teknologi jaringan 5G, baik secara internal maupun berkolaborasi dengan seluruh stakeholder, mulai dari perencanaan hingga pengkajian penerapan teknologi 5G.

Kajian 5G itu juga termasuk melakukan analisis komprehensif terhadap dampak pandemi Covid-19 ke dalam roadmap penerapan 5G ke depannya. Menurut Aldin, Telkomsel mempersiapkan jaringan 5G secara bisnis di Indonesia.

"Teknologi (5G) tersebut akan semakin melengkapi keunggulan pemanfaatan solusi bisnis berbasis IoT oleh pelanggan segmen korporasi serta para pelaku industri," ujarnya.

Smart City, Smart Home, Smart Car

Smartfren menyebutkan sejumlah tantangan dan kendala dalam melakukan implementasi 5G di Indonesia. Antara lain infrastruktur yang kuat dan besar, regulasi dari pemerintah, investasi yang besar, dan penyesuaian produk layanan.

VP Technology Relations and Special Project Smartfren, Munir Syahda Prabowo mengungkapkan, tidak seperti teknologi 4G dan 3G, teknologi jaringan 5G membutuhkan infrastruktur yang jauh lebih kuat dan besar.

"Karena dibutuhkan melakukan data yang sangat besar. Bayangkan, kalau handphone harus menerima 1GB speed-nya, sudah tidak lagi dengan ukuran megabyte (MB)," tutur Munir dalam sebuah acara webinar, Rabu (17 Juni 2020).

Menurutnya, untuk mendapatkan kecepatan jaringan dengan ukuran gigabyte, maka diperlukan infrastruktur yang kuat dan besar, seperti fiber optic-nya, jaringan transmisi dan pendukungnya juga harus mumpuni.

Tantangan yang kedua, lanjut Munir, adalah bagaimana pemerintah mengatur implementasi 5G di Indonesia. 5G, kata dia, manusia akan melihat kemajuan dalam mobil pintar (smart car), kota pintar (smart city), dan rumah pintar (smart home) karena lebih banyak perangkat yang akan terhubung dan berkomunikasi lebih baik.

"Ya, kita tunggu saja, kita ikuti. Pemerintah dalam pengkajian, melakukan penelitian, mempersiapkan dan segala macam. Kalau sudah diberikan baru kita tahu," ungkapnya.

Faktor investasi juga menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi. Menurut Munir, untuk mengimplementasi 5G di Indonesia pasti membutuhkan investasi yang besar.

"Karena 5G ini bukan menggantikan 4G, tapi complement (pelengkap). Dia akan menjadi pendamping, itu yang kita mesti pahami. Sehingga, ini mungkin akan perlu investasi khusus," ujar Munir.

Yang terakhir adalah kesiapan market di Indonesia. Saat ini, kata dia, Smartfren sedang mengkaji lebih dalam, apakah 5G layak digunakan untuk para pelanggannya yang bersifat personal.

"Untuk data yang sekarang kami (Smartfren) beri 30 GB dan 60 GB, itu (pelanggan) masih mikir-mikir dengan harga yang segitu. Nah, kalau satu kecepatan 1 GB, itu kita harus punya minimal kuota 100 GB sehari ataupun dua hari. Ini juga perlu dipikirkan," jelas Munir.

Kendati demikian, masalah harga membuat operator telekomunikasi - seperti Telkomsel dan Smartfren - tetap berkomitmen melanjutkan roadmap implementasi teknologi jaringan 5G di Indonesia melalui kolaborasi antar penyedia operator, pemerintah, dan multi stakeholder. []

Redaktur: Arif Rahman

#5G   #telkomsel   #Smartfren   #regulasi   #bigdata   #IoT   #Cloud   #AI   #cybersecurity   #infrastruktur   #smartlife

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif
Microsoft Merilis PyRIT - Alat Red Teaming untuk AI Generatif
Politeknik Siber dan Sandi Negara Gandeng KOICA Selenggarakan Program Cyber Security Vocational Center
Utusan Setjen PBB: Indonesia Berpotensi jadi Episentrum Pengembangan AI Kawasan ASEAN