
Foto: Dok. BSSN
Foto: Dok. BSSN
Jakarta, Cyberthreat.id - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) berharap Google turut bekerja sama menjaga ruang siber Indonesia dari berbagai serangan seperti peretasan, virus atau malware, pencurian data hingga berbagai manipulasi oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.
Harapan itu disampaikan Kepala BSSN Hinsa Siburian saat menggelar rapat koordinasi secara virtual bersama perwakilan Google membahas peluncuran Google Cloud Platform Regional Jakarta yang direncanakan berlangsung pada 24 Juni mendatang.
Google Cloud Platform adalah kumpulan layanan komputasi awan yang ditawarkan oleh Google. Layanan ini menggunakan infrastruktur yang sama yang dipakai oleh Google untuk produk internalnya, termasuk Google Search, YouTube dan Gmail.
Kepala BSSN Hinsa Siburian mengatakan bahwa kunci menciptakan ruang siber yang aman dan nyaman adalah dengan berkolaborasi dan bersinergi.
"Kerja sama Google dengan BSSN merupakan hal yang sangat penting dan strategis, Google dapat mengembangkan bisnis sambil membuka lapangan kerja di Indonesia, pelaku ekonomi digital dapat menikmati kemudahan serta keuntungan dan keamanan ekosistem siber di Indonesia," kata Hinsa dalam keterangan resmi BSSN yang diterima Cyberthreat.id, Jumat (5 Juni 2020).
Kepala Urusan Pemerintah dan Kebijakan Publik Google Cloud untuk Asia Tenggara, Yam Ki Chan menyatakan bahwa "Google Cloud menerapkan standar keamanan yang tinggi, baik keamanan data, keamanan sistem maupun keamanan pengguna."
Chan menambahkan, Google Cloud tidak hanya berfokus pada keamanan data center, tetapi juga pada keamanan jaringan dan perlindungan data menggunakan teknik enkripsi.
Lebih lanjut, Hinsa berharap dengan hadirnya Google Cloud Platform Regional Jakarta dapat memudahkan permintaan data terkait kegiatan yang sifatnya ilegal oleh BSSN, selaku badan pemerintah yang bergerak di bidang keamanan siber.
"Semua perkembangan akan disampaikan secara transparan sebagai bagian dari bentuk pelayanan Google," ujar Chan merespon hal itu.
Sebelumnya, Hinsa menekankan pentingnya adanya data center di Indonesia. Sebab, kedaulatan data juga data sebagai kekayaan tak terlihat (intangible asset).
"Terkait dengan penyelenggaraan data center, kebijakan BSSN adalah penerapan data center di wilayah kedaulatan Indonesia," kata dia.
Hinsa menambahkan, tata kelola keamanan siber tidak mungkin hanya dijalankan dan bergantung pada BSSN semata, melainkan perlu dukungan semua stakeholder keamanan siber.[]
Editor: Yuswardi A. Suud
Share: