IND | ENG
Machine Learning Digunakan untuk Selamatkan Orangutan di Kalimantan

Ilustrasi

Machine Learning Digunakan untuk Selamatkan Orangutan di Kalimantan
Oktarina Paramitha Sandy Diposting : Jumat, 05 Juni 2020 - 14:01 WIB

Cyberthreat.id - WWF Indonesia memanfaatkan teknologi machine learning dari Amazon Web Services (AWS) untuk mempercepat upaya penyelamatan orangutan di Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah.

Populasi orangutan terus menurun. Dalam 60 tahun terakhir jumlah penurunan populasi mencapai 50 persen sementara habitat dari spesies orangutan menurun sebanyak 55 persen dalam 20 tahun terakhir.

Penurunan drastis dari populasi orangutan dikarenakan adanya perburuan liar dan ilegal, serta rusaknya habitat orangutan di wilayah Kalimantan dan Malaysia. Machine learning diharapkan dapat membantu penurunan populasi tersebut.

Direktur keuangan dan teknologi WWF Indonesia, Aria Nagasastra, mengatakan machine learning bisa dimanfaatkan untuk mengidentifikasi pola perilaku orangutan dan kelompoknya dalam membantu pengelolaan habitat dan perlindungan hutan di kalimantan.

WWF Indonesia mengklaim keakuratan sistem ini berada pada rentang panjang yaitu 35-95 persen. Penggunaan teknologi ini juga memungkinkan WWF mensurvei lebih banyak wilayah dengan sumber daya yang lebih sedikit, mengurangi biaya operasi, dan menyalurkan lebih banyak dana konservasi untuk melindungi keanekaragaman hayati Indonesia.

"Kolaborasi antara WWF Indonesia dan AWS tentang solusi teknologi baru yang inovatif dapat mengarah pada peluang untuk meningkatkan praktik konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia ke tingkat berikutnya," kata Aria dilansir ZDNet, Jumat (5 Juni 2020).

Sebelum menggunakan teknologi Machine Learning, WWF Indonesia membutuhkan waktu lama untuk menganalisis data orangutan. Para ahli dan sukarelawan komunitas lokal juga harus pergi ke lapangan setiap hari untuk menemukan orangutan, memotret mereka, mengunduh gambar ke komputer lokal di basecamp, dan mengumpulkan data kembali ke kota untuk dianalisis oleh pakar WWF. Itu semua setidaknya membutuhkan waktu tiga hari untuk menganalisis ribuan foto.

Saat machine learning mulai diperkenalkan bersama teknologi Cloud, WWF Indonesia secara otomatis mengumpulkan gambar dari ponsel dan kamera yang diaktifkan gerak di basecamp-nya lalu mengunggahnya ke Amazon Simple Storage Service (Amazon S3). Bahkan, untuk menganalisis kumpulan data tersebut hanya membutuhkan waktu selama 10 menit.

Sejauh ini machine learning mampu meningkatkan akurasi dan spesifikasi datanya, yang mencakup pengukuran seperti rasio dan usia gender, berikut dengan penilaian tentang kelayakan populasi. WWF Indonesia juga dapat mengidentifikasi secara cepat apakah orangutan hamil, sakit, atau menderita cedera yang memerlukan perawatan segera.[]

Redaktur: Arif Rahman

#MachineLearning   #orangutan   #AWS   #WWFindonesia   #Cloud   #bigdata   #Analytics

Share:




BACA JUGA
Malware Menggunakan Eksploitasi MultiLogin Google untuk Pertahankan Akses Meski Kata Sandi Direset
Google Cloud Mengatasi Kelemahan Eskalasi Hak Istimewa yang Berdampak pada Layanan Kubernetes
Percepatan Indonesia Jadi Hub Regional Big Data se-Asia
Hacker Manfaatkan Google Workspace dan Cloud Platform untuk Serangan Ransomware
Threat Intelligence dan Perannya Melindungi Organisasi dari Ancaman Kejahatan Siber