
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Jakarta, Cyberthreat.id – Kaspersky, perusahaan keamanan siber Rusia, menyoroti serangan siber berupa ransomware masih terjadi di Asia Tenggara.
Tren terkini geng hacker peminta uang tebusan tersebut menargetkan sektor usaha kecil dan menengah (UKM) dengan rentang karyawan antara 20-25- karyawan.
Dalam kuartal pertama 2020, Kaspersky mengklaim telah menggagalkan 269.204 upaya serangan ransomware. Data ini berdasarkan deteksi produk Kaspersky dari para pengguna yang menyetujui untuk menyediakan data statistik.
"Secara keseluruhan, kami telah mengamati penurunan signifikan dalam serangan ransomware yang telah kami blokir terhadap sektor UKM di Asia Tenggara," kata General Manager Asia Tenggara di Kaspersky, Yeo Siang Tiong dalam keterangannya, Senin (1 Juni 2020).
Tiong mengatakan, terjadi penurunan pada kuartal pertama sebanyak 69 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019.
“Ini pertanda baik,” kata dia.
“Namun, perusahaan tak boleh langsung puas diri. Pelaku kejahatan siber mungkin menunjukkan aktivitas menurun, tapi telemetri kami menunjukkan mereka lebih fokus pada penargetan bisnis dan organisasi.”
Berita Terkait:
Khusus di Indonesia, Kaspersky mendeteksi 131.944 upaya serangan ransomware pada kuartal pertama 2020. Jumlah tersebut menurun cukup siginifikan dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak 520.146.
Ransomware adalah serangan yang mengunci jaringan komputer organisasi atau individu. Mereka biasa meminta uang tebusan jika korban ingin mengakses kembali komputer yang diblokir.
Infeksi serangan ini, penjahat siber biasanya menggunakan email phishing, situs web yang terinfeksi malware, atau perangkat lunak yang tidak diperbarui.
Setelah malware terunduh, lalu bergerak mengenkripsi informasi yang disimpan di komputer pengguna atau memblokir komputer agar tidak berjalan secara normal, sekaligus meninggalkan pesan tebusan.
Dalam banyak kasus, pesan tebusan akan muncul ketika pengguna melakukan restart komputer setelah terjadinya infeksi.
10 Negara Teratas
Meski upaya serangan ransomware menurun, Indonesia oleh Kaspersky masih ditempatkan di 10 negara teratas yang ditargetkan peretas ransomware.
Lima negara dengan persentase upaya tertinggi pada kuartal pertama, yaitu Rusia, Brasil, Ccina, Bangladesh dan Mesir. Indonesia menempati peringkat ke 7 secara global terhadap upaya serangan ransomware di sektor UKM.
Adapun, Malaysia dengan jumlah 4.953 kasus berada di peringkat 35, Filipina sebanyak 7.211 kasus (peringkat 26), Thailand sebanya 47.014 kasus (peringkat 16), Vietnam sebanyak 77.937 kasus (peringkat 14), dan Singapura sebanyak 145 kasus (peringkat 91).
“Ransomware Wannacry masih menjadi yang paling populer digunakan para peretas,” tulis Kaspersky.
WannaCry menggemparkan dunia setidaknya di lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia pada pertengahan 2017. Korban di Indonesia saat itu RS Harapan Kita dan RS Dharmais.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: