
Direktur Utama (Dirut) TVRI Iman Brotoseno /Instagram/@daman_magazine
Direktur Utama (Dirut) TVRI Iman Brotoseno /Instagram/@daman_magazine
Cybertreat.id - Akun Twitter @imanbr milik Direktur Utama TVRI Iman Brotoseno kini tak bisa diakses lagi. Sebelumnya, muncul banyak protes tentang penunjukan dirinya sebagai direktur utama TVRI yang baru menggantikan Helmi Yahya. Netizen memprotes dengan melambungkan tagar #BoikotTVRI dan #DirutBokep menjadi salah satu trending topic selama tiga hari berturut-turut.
Netizen yang memprotes mengungkit lagi cuitan lamanya beberapa tahun lalu. Beberapa diantaranya berbicara tentang dunia perbokepan alias video porno. Karena itu, sebagian netizen menilai Iman cacat moral dan tak cocok duduk sebagai Dirut TVRI.
Salah satu yang cukup ramai diunggah ulang adalah tangkapan layar cuitannya yang menyebutkan,"Akhirnya kita menemukan bagaimana cara mempersatukan negeri. Ya dengan Bokep."
Saat dilihat Cyberthreat.id pada Minggu (31 Mei 2020), di akun Twitter @imanbr hanya muncul tulisan "This account doesn't exist."
Sejumlah netizen pun menyuarakan keheranannya setelah tak lagi bisa menemukan akun @imanbr.
"Kemana gerangan akun Dirut TVRI @imanbr? Apa karena dikuliti netizen hingga akunnya raib," tulis seorang pengguna Twitter.
Iman sendiri membenarkan telah menonaktifkan akun Twitternya.
"Iya (sengaja)," kata Iman dilansir dari kumparan, Minggu (31 Mei 2020).
"Saya mau fokus bekerja saja," tambahnya.
Sebelumnya, ketika tagar #BoikotTVRI dan #DirutBokep ramai dibincangkan, Iman mengatakan menerima semua kritik yang dialamatkan kepadanya.
"Dalam era digital kita tidak bisa menutupi siapa diri kita, sejak awal saya tidak berbohong. Semua bisa dilihat jejak digital. Namun percayalah saya mengikuti semua proses rekrutmen yg berat untuk kepentingan bangsa, kepentingan hanya untuk publik bukan politik apalagi kelompok," tulis Iman.
Dia juga mengklarifikasi posisinya sebagai mantan kontributor majalah Playboy Indonesia, yang juga menjadi salah satu "dosa masa lalu" yang disorot oleh netizen.
Menurut Iman, latar belakangnya sebagai pekerja seni, sutradara, film, penulis, hingga fotografer membuatnyaa memiliki cara pandang tersendiri yang berbeda dengan sebagian orang.
"Dalam tahun 2006 –2008 saya sering menjadi kontributor foto dan artikel tentang penyelaman di berbagai majalah, termasuk salah satunya pernah dimuat hanya satu kali, di majalah Playboy Indonesia, edisi September 2006 dengan judul 'Menyelam di Pulau Banda'. Tulisan ini fokus mengulas wisata bahari dan sama sekali tidak ada unsur pornografi," kata Iman.
Terkait cuitan soal bokep, Iman kembali mengatakan bahwa dalam era digital sekarang semua orang memiliki rekam jejak digital dan peristiwa masa lalu.
"Semua bisa dilihat dalam jejak digital dan tidak ada kasus pelanggaran hukum di masa lalu. Saat itu netizen masih belum terpolarisasi dan belum terjadi perpecahan kubu aspirasi politik maupun ideologi seperti sekarang. Dalam percakapan itu yang juga melibatkan beberapa orang seperti pekerja seni termasuk saya, dapat saja menggunakan bahasa gurauan yang oleh pihak lain dapat dianggap sebagai hal serius," tambah Iman.
Iman menambahkan, 14 tahun lalu ketika masih sebagai pekerja seni, dirinya tidak menyangka akan menduduki jabatan publik di TVRI.
"Saya bertanggung jawab atas apa yang sudah saya tulis di media sosial dan juga sikap saya sebagai warga negara. Bahwa di belakang hari ada yang mengungkap beberapa tulisan di jejaring sosial, setelah saya menjadi Direktur Utama LPP TVRI, terlepas dari adanya tujuan tertentu niatan sengaja membelokkan opini dan melakukan pembunuhan karakter-tentu merupakan fakta yang harus saya hadapi," ujarnya.
Iman mengatakan dirinya menerima kritik dan masukan dari masyarakat. Dia berharap semakin lebih baik lagi dalam berprilaku dan membuat narasi di ruang publik. []
Share: