IND | ENG
Belajar Online Terkendala Ponsel dan Jaringan, Murid dan Guru Curhat ke Menteri Nadiem

Ilustrasi

Belajar Online Terkendala Ponsel dan Jaringan, Murid dan Guru Curhat ke Menteri Nadiem
Yuswardi A. Suud Diposting : Jumat, 29 Mei 2020 - 11:40 WIB

Cyberthreat.id - Sejak ditemukannya kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret lalu, pemerintah memberlakukan kebijakan belajar dari rumah dengan memanfaatkan teknologi internet. Namun, tak semua punya perangkat ponsel cerdas untuk belajar online.

Hal itu terungkap dalam lomba menulis yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sejumlah peserta dari daerah curhat tentang keterbatasan yang mereka miliki.

Mendikbud Nadiem Makarim lantas membacakan 5 surat yang memenangkan penghargaan dan ditayangkan di akun Youtube milik Kemendikbud dua hari  lalu.

Menteri Nadiem kemudian berbincang dengan salah satu guru pemenang lomba menulis bernama Maria, guru SDK Kanebaun Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur.

Sang guru lantas bercerita tentang kesulitan mereka saat pemerintah memberlakukan kebijakan belajar online di tengah pandem Covid-19.

"Saya ini mengajar di pedalaman, di daerah itu memang jaringannya susah, mas. Ada tugas-tugas yang online itu, anak-anak tuh selalu cari tempat-tempat ketinggian naik ke gunung (untuk) cari jaringan gitu," katanya.

Lantaran kesulitan sinyal, Maria pun nekat mengunjungi langsung ke rumah-rumah muridnya dengan membuat jadwal harian bergiliran.

Maria menambahkan, kesulitan ekonomi membuat banyak muridnya tidak memiliki ponsel pintar untuk proses belajar mengajar online..

"Masalahnya mereka itu tidak ada HP Android, jadi susuah kalau kita mau komunikasi lewat HP. Itu tidak bisa karena memang orang tuanya tidak mampu," ujarnya.

Merespon curhat guru itu, Nadiem mengatakan masalah itu harus diselesaikan lewat kolaborasi antara semua pihak yang melibatkan pemeritah, swasta, dan masyarakat.

"Memang adanya krisis Covid-19 ini kesenjangan anntara daerah dan kota-kota dan kesenjangan sosio ekonomi malah lebih terpisah lagi, kesenjangan itu menjadi besar denga adanya digital gap saat ini. Kita harus saling bahu membahu," kata Nadiem.

Kondisi serupa juga disampaikan seorang murid pemenang lomba bernama Alfiatus. Dia bilang, dirinya dan sejumlah temannya kesulitan belajar online karena tak memiliki smartphone. Bahkan, ia mengaku sampai mengutang ke kakak sepupunya demi membeli ponsel. Sementara ibunya mencari utangan untuk membeli paket internet.

"Saya sangat terhambat belajarnya karena harus cari HP android dan ibu saya harus cari hutangan untuk beli paket internetnya," kata Alfiatus.

"Tolong ingetin gurunya sama kepala sekolahnya, sekarang dana bos sudah bisa dipakai untuk kuota internet buat murid sama guru ya," tutur Nadiem merespon curhatan dari Alfiatus.

Sebelumnya, Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Budi Arie Setiadi, mengatakan, dari 74.953 desa di Indonesia, sekitar 13 ribu desa belum memiliki akses internet.[]

#internet   #belajardarirumah   #nadiemmakarim

Share:




BACA JUGA
Survei APJII, Pengguna Internet Indonesia 2024 Mencapai 221,5 Juta Jiwa
Tingkatkan Kecepatan Internet, Menkominfo Dorong Ekosistem Hadirkan Solusi Konkret
Tingkatkan Kualitas Layanan Telekomunikasi, Kominfo Siapkan Insentif dalam Lelang Low Band
Layanan BTS 4G Daerah 3T Fasilitasi PBM dan Kegiatan Masyarakat 
Menkominfo: BTS 4G Dukung Pengamanan Pos Lintas Batas Negeri