IND | ENG
McAfee: Serangan Cloud Meningkat 630 Persen Selama Covid-19

Ilustrasi

McAfee: Serangan Cloud Meningkat 630 Persen Selama Covid-19
Faisal Hafis Diposting : Jumat, 29 Mei 2020 - 11:19 WIB

Cyberthreat.id - Upaya serangan siber terhadap layanan komputasi awan (Cloud Computing) meningkat sebesar 630 persen selama periode Januari - April 2020. Fakta itu berdasarkan laporan riset McAfee, perusahaan keamanan siber yang berpusat di California, Amerika Serikat (AS).

"Kami juga melihat peningkatan usaha jahat yang ingin mengeksploitasi peningkatan tiba-tiba dalam adopsi komputasi awan dikarenakan jumlah implementasi kebijakan work from home meningkat," kata Senior Vice President Cloud Security McAfee, Rajiv Gupta, dalam siaran pers, Kamis (28 Mei 2020).

Menurut hasil penelitian, adopsi perusahaan atas layanan komputasi awan meningkat sebesar 50 persen secara keseluruhan, termasuk industri manufaktur dan layanan keuangan.

Penelitian bertajuk "Cloud Adoption & Risk Report - Work from Home Edition" mengungkapkan peningkatan penggunaan sebanyak 600 persen pada layanan telekonferensi video yang menggunakan komputasi awan/cloud, seperti Zoom, Microsoft Teams, Cisco WebEx dan Slack selama pandemi Covid-19.

Dari peningkatan tersebut, pendidikan merupakan sektor yang paling dominan dalam penggunaan layanan tersebut, karena banyak pelajar dan siswa diharuskan untuk belajar dari rumah.

Sebagian besar dari upaya serangan siber menargetkan layanan telekonferensi video yang menggunakan komputasi awan tersebut. Itu merupakan upaya berskala besar untuk mengakses akun komputasi awan dengan ID atau kredensial curian, namun tidak disebutkan metode atau model ancaman siber seperti apa yang digunakan.

Selain itu, akses terhadap layanan komputasi awan dari perangkat pribadi karyawan/staf sebuah perusahaan juga menjadi risiko lain terhadap data dan informasi sensitif.

"Risiko ancaman yang menyasar komputasi awan jauh lebih besar daripada resiko yang ditimbulkan oleh perubahan perilaku karyawan," ujar Gupta.

Itu sebabnya ancaman siber yang menyasar layanan komputasi awan ini mengharuskan semua industri yang menerapkan layanan tersebut guna mengevaluasi struktur keamanan mereka agar dapat melindungi akun data, baik karyawan ataupun petinggi perusahaan terhadap pencurian data.

McAfee menjelaskan perusahaan perlu memisahkan mana data yang dapat disimpan di komputasi awan dan mana data yang harus disimpan secara independen, sehingga dapat mempertahankan visibilitas penuh dan kontrol yang dapat dilakukan secara terpisah.

McAfee mengklaim memiliki 30 juta pelanggan telah menggunakan layanan perlindungan komputasi awan mereka di seluruh dunia. Diantara layanannya adalah McAfee MVision Cloud yang dipersiapkan untuk layanan komputasi awan yang meningkat sebanyak 630 persen di seluruh dunia.[]

Redaktur: Arif Rahman

#McAfee   #Cloud   #bigdata   #Analytics   #IoT   #ai   #Sektorpendidikan   #corona   #Covid-19

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif
Microsoft Merilis PyRIT - Alat Red Teaming untuk AI Generatif
Utusan Setjen PBB: Indonesia Berpotensi jadi Episentrum Pengembangan AI Kawasan ASEAN
Indonesia Tingkatkan Kolaborasi Pemanfaatan AI dengan China