
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Budi Arie Setiadi, mengatakan saat ini masih ada sekitar 13 ribu desa di Indonesia yang belum memiliki akses internet. Akibatnya, pemberdayaan ekonomi sulit dilakukan.
"Masih ada sekitar 13.000 desa yang hingga saat ini belum memiliki akses internet. Belum adanya jaringan internet membuat pemberdayaan ekonomi sulit dilakukan. Jaringan internet sangat penting agar desa memiliki akses digital marketing dalam ekosistem ekonomi digital," kata Budi Arie Setiadi saat webinar Digitalisasi BUMDes Menuju New Normal Ekonomi Indonesia yang digelar Rabu (27 Mei 2020).
Budi mengingatkan agar jangan sampai masyarakat desa hanya menjadi konsumen saja. Saat ini, kata dia, hampir 93 persen barang-barang e-commerce adalah produk impor.
"Desa jangan sebagai konsumen saja. Karena pelajaran kita dari e-commerce yang melanda Indonesia ini kemajuan yang begitu pasif 3-5 tahun ini, ternyata barang-barang impor lebih banyak masuk ke dalam sistem perekonomian Indonesia. Hampir 93 persen barang-barang e-commerce itu adalah barang-barang impor," kata dia.
Selain itu, kata Budi, tantangan lainnya adalah pengurus BUMDes saat ini banyak diisi oleh pensiunan. Sedangkan anak muda yang dianggap lebih melek teknologi, memilih tinggal di perkotaan. Walhasil, daya serap perkembangan teknologi di pedesaan relatif kurang.
"Digital marketing ini penting memang, aplikasi-aplikasi yang sudah bekerjasama dengan Kemendes kita dorong terus, karena dunia digital marketing ini kan dunia tanpa batas, kita tidak tahu ke depan (seperti apa)," ujarnya.
Namun begitu, Budi mengingatkan pendekatan kreatif harus terus dilakukan.
"Jadi, Indonesia yang punya 74.953 desa ini bisa digarap potensinya dengan pendekatan kreatif untuk dikembangkan potensinya," kata Budi.[]
Share: