IND | ENG
Superkomputer untuk Penelitian Covid19 Diserang Hacker

Superkomputer Archer di Inggris

Superkomputer untuk Penelitian Covid19 Diserang Hacker
Faisal Hafis Diposting : Sabtu, 16 Mei 2020 - 19:38 WIB

Cyberthreat.id - Superkomputer Archer di Eropa yang digunakan untuk penelitian Covid-19 diretas minggu ini, mengakibatkan sejumlah komputer offline setelah serangan itu.

Melansir Bloomberg, Sabtu (16 Mei 2020), superkomputer di Swiss, Jerman dan Amerika Serikat terpengaruh akibat serangan siber. Namun, belum jelas siapa dibalik serangan siber ini.

Disebutkan, superkomputer dapat membantu meneliti virus corona (Covid-19) dan penyakit lain dengan menjalankan simulasi untuk mempelajari efek penyakit demi mendapatkan wawasan dan pengetahuan lebih lanjut mengenai virus penyebab penyakitnya.

Seorang karyawan salah satu perusahaan superkomputer dengan syarat anonim (karena tidak berwenang berbicara di depan umum) mengatakan penyerang berusaha menerobos sistem untuk mencuri penelitian atau mengganggu kemajuan penelitian.

"Jadi penyerang ingin mengumpulkan kekayaan intelektual atau hanya memperlambat upaya untuk memerangi Covid-19," kata karyawan itu.

Sementara, Swiss National Supercomputing Centre mengkonfirmasi bahwa fasilitas komputer berteknologi tinggi di Swiss dan Eropa telah diserang, memaksa mereka menutup akses sambil menunggu penyelidikan mendalam.

"Serangan dunia maya telah dilakukan terhadap beberapa (komputer berperforma tinggi) Eropa dan situs komputer akademik. Insinyur sistem kami secara aktif bekerja untuk mengembalikan sistem sesegera mungkin," kata Pusat Supercomputer Nasional di Swiss itu.

Padahal Institut Teknologi Federal Swiss baru-baru ini memberi penghargaan terhadap superkomputer di pusat superkomputer tersebut dalam mempelajari protein membran kecil dari virus corona.

Archer, sistem komputasi berkinerja tinggi di Inggris juga mengalami insiden serupa. Serangan siber itu mengakibatkan sistem komputer Archer offline sejak Senin, (11 Mei 2020).

Diketahui, superkomputer tersebut juga digunakan untuk mensimulasikan penyebaran pandemi virus corona di Pusat Analisis Penyakit Infeksi GLobal Imperial College.

Di Jerman, pusat superkomputer di Baden-Württemberg juga menyebutkan bahwa serangan siber mempengaruhi superkomputernya. Kendati demikian, peretas yang didukung pemerintah atau biasa disebut Advanced Persistent Threat (APT) dituduh menyerang para penelitian medis dan ilmiah serta kekayaan intelektual milik perusahaan di bidang teknologi.

Sebelumnya, Biro Penyelidikan Federal (FBI) dan sejumlah pakar keamanan Amerika Serikat (AS) meyakini hacker China berusaha mencuri hasil penelitian dan informasi berharga tentang pengembangan vaksin virus Corona (Covid-19).[]

Editor: Yuswardi A. Suud

#superkomputer   #covid19   #hacker   #keamanansiber

Share:




BACA JUGA
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Microsoft Ungkap Aktivitas Peretas Rusia Midnight Blizzard
Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif
SiCat: Inovasi Alat Keamanan Siber Open Source untuk Perlindungan Optimal
BSSN Selenggarakan Workshop Tanggap Insiden Siber Sektor Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata