
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Negara bagian Ohio, Amerika Serikat (AS), akhirnya menghentikan kebijakan kontroversial tidak akan membayar tunjangan pengangguran kepada orang-orang yang menolak untuk tetap bekerja selama pandemi Covid-19.
Kebijakan dihentikan sementara setelah hacker menargetkan situs web yang digunakan untuk melacak para pekerja yang menolak tersebut.
Sebelumnya, negara bagian Ohio menjalankan kebijakan kontroversial yang membuat situs web "penipuan". Situs itu mendorong pengusaha untuk melaporkan pekerja yang menolak untuk kembali bekerja. Berdasarkan laporan itu Ohio menolak membayar tunjangan pengangguran.
Kebijakan ini membuat marah pekerja dan aktivis pendukung hak-hak buruh. Pejabat setempat mengatakan telah mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut setelah seorang hacker dilaporkan membuat skrip untuk membanjiri situs web "Covid19 Fraud" dengan data sampah.
Tujuannya adalah mengganggu kinerja website sehingga tidak mungkin untuk memproses klaim pembayaran atau penolakan tunjangan.
"Sampai saat ini belum ada klaim (pembayaran tunjangan pengangguran) yang ditolak dan kami terus mengevaluasi kebijakan tersebut," kata Kimberly Hall, Kepala Departemen Pekerjaan dan Layanan Keluarga (ODJFS) negara bagian Ohio, dilansir VICE, Rabu (13 Mei 2020).
Hacker yang mengancam website itu mengatakan tujuannya membuat skrip jahat sebagai bentuk tindakan langsung dalam mendukung orang yang bekerja. Ohio adalah satu diantara beberapa negara bagian yang secara prematur dibuka kembali atas saran para ahli kesehatan.
Kebijakan prematur itu memaksa banyak pekerja untuk kembali ke pekerjaan mereka dan menempatkan diri mereka pada risiko tertular virus Covid-19 yang mematikan.
Lebih 33 juta orang di AS telah mengajukan diri sebagai status pengangguran sejak Maret. Sejak saat itu tunjangan pengangguran menjadi sumber pendapatan tunggal bagi banyak orang.
Sementara itu, banyak pekerja ritel dan layanan yang dianggap "penting" mengaku dipaksa untuk terus bekerja di toko dan gudang yang ramai tanpa peralatan pelindung diri seperti masker.
Untuk saat ini skrip dari hacker telah berhenti bekerja setelah dilakukan perubahan ke situs web Ohio. Sementara itu, hacker lain dikabarkan telah berencana merilis skrip versi terbaru.
Share: