Cyberthreat.id - Tudingan dari Biro Penyelidikan Federal (FBI) dan Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat yang menyebut hacker China yang disponsori negara berusaha mencuri informasi berharga tentang pengembangan vaksin virus corona membuat Kementerian Luar Negeri China bereaksi.

Dalam pernyataan yang dikutip AFP, Kamis (14 Mei 2020), juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan,"China menyuarakan ketidakpuasan yang amat sangat dalam dan menentang adanya penodaan ini."

"Merujuk kepada masa lalu, justru AS-lah yang sudah menggelar operasi pencurian siber terbesar yang terjadi di seluruh dunia," ujarnya.

Zhao mengatakan negeri tirai bambu telah mendapat hasil yang cukup signifikan dalam upaya mencegah wabah virus corona.

Menurut Zhao, saat ini justru Beijing yang terdepan dalam pengembangan vaksin Covid-19. Karena itu, seharusnya mereka yang takut menjadi target Washington.

Zhao bilang, pemerintah China sudah mencegah adanya peretasan siber, dan meminta agar negara lain mengutuk upaya itu di tengah pandemi.

"China adalah pendukung kuat keamanan cyber dan menjadi korban serangan cyber. Kami dengan tegas menentang dan melawan semua jenis serangan cyber yang dilakukan oleh peretas," ujarnya

Zhao juga menanggpi kicauan Presiden AS Donald Trump di Twitter yang menyebut corona sebagai "Wabah dari China".

Menurut Zhao, seharusnya Trump berhenti terus mendiskreditkan negaranya, dan fokus saja menangani virus corona di negara mereka.[]