
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Lockdown akibat pandemi Covid-19 meningkatkan jumlah pengguna layanan livestreaming di berbagai negara. Zurich Saver School Initiative dalam sebuah riset menyatakan terjadi peningkatan livestreaming sebanyak 17 persen sejak pandemi Covid-19 dimulai dua bulan lalu.
Livestreaming menjadi peluang baru bagi hacker yang juga mengincar data pribadi maupun upaya melakukan penipuan. Selama wabah Covid-19 para hacker menyusun banyak taktik unik untuk menipu pengguna, misalnya dengan barang atau penawaran yang sebenarnya tidak pernah ada.
Hacker dipastikan telah memperhatikan dan mempelajari peningkatan layanan streaming online dan unduhan torrent sehingga mencari cara untuk memanfaatkannya.
Menurut Mimecast, sejak pandemi Covid-19 bergulir, hacker setidaknya telah mendaftarkan lebih dari 700 domain yang meniru merek Netflix dan Disney. Satu-satunya tujuan situs web ini adalah untuk mencuri kredensial.
Hacker juga memanfaatkan layanan streaming pembajakan serta situs pembajakan film untuk menginfeksi pengguna. Dalam salah satu operasi yang diamati, hacker menyisipkan VBScript berbahaya dalam file ZIP yang dimaksudkan untuk unduhan film.
Avast melaporkan penipuan dengan modus para hacker membuat situs web palsu yang menggembar-gemborkan sebuah ebook bernama 'Pandemic Survival'. Website itu dihubung-hubungkan ke beberapa merek media terkenal termasuk CNN, People Magazine dan CNBC. Tujuannya tentu saja untuk menipu orang sebanyak mungkin.
Pengguna harus waspada terhadap website palsu yang berpura-pura memberikan layanan streaming atau merek media online terkenal lainnya.
"Ingat, tidak ada makan siang yang gratis," tulis Cyware Hacker News, Jumat (8 Mei 2020).
Pengguna juga diimbau untuk lebih teliti dan memeriksa ejaan URL sebelum mengkliknya. Jangan sampai terpikat oleh langganan dan penawaran gratis yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerugian baik pribadi maupun finansial.
Share: