IND | ENG
Ilmuwan Data Prediksi Covid-19 Global Berakhir Desember 2020, Bagaimana dengan Indonesia?

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Ilmuwan Data Prediksi Covid-19 Global Berakhir Desember 2020, Bagaimana dengan Indonesia?
Andi Nugroho Diposting : Kamis, 30 April 2020 - 11:46 WIB

Cyberthreat.id – Para ilmuwan data berusaha menjawab pertanyaan di benak setiap orang: kapan pandemi virus corona (Covid-19) ini akan berakhir?

Prediksi mereka menggunakan model matematika yang dikenal sebagai SIR (susceptible, infected, recovered) yang menghitung penyebaran dan pemulihan penyakit.

Para peneliti dari Singapore University of Technology and Design (SUTD) membuat model data tentang infeksi yang dikonfirmasi, tes yang dilakukan, dan kematian yang dicatat, untuk memperkirakan siklus hidup Covid-19.

Secara global, sistem mereka memprediksi pandemi akan berakhir Desember 2020. Namun, tanggal akhir diperkirakan bervariasi di antara negara-negara, dari Juni di Australia hingga Oktober di Italia.

Para peneliti memperingatkan, model dan data tidak dapat secara akurat menangkap kompleksitas dan sifat dinamis dari penyakit.

Sejarah menunjukkan bahwa evolusi pandemi tidak sepenuhnya acak. Mereka mengikuti siklus hidup yang dimulai pada saat wabah, bergerak cepat ke puncak penularan, dan kemudian melambat hingga pandemi mereda.

“Semua tahapan ini dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan tindakan individu di masing-masing negara, serta situasi mereka sebelum wabah, demikian seperti dikutip dari The Next Web, Rabu (29 April 2020).

Menurut peneliti, ilmu data dapat memprediksi siklus hidup coronavirus, tapi utamanya, pertama-tama, mereka perlu mengumpulkan banyak data.

Mereka mendapatkan informasi dalam basis data Covid-19 yang dikumpulkan oleh Our World in Data, sebuah organisasi penelitian yang menyelidiki masalah terbesar dunia.

Basis data terdiri dari kasus yang dikonfirmasi dan kematian yang dikumpulkan oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa, dan pengujian statistik yang diterbitkan dalam laporan resmi.

Tim kemudian menjalankan data ini melalui model matematika mereka untuk memprediksi berapa banyak orang yang akan terinfeksi di masa depan. Angka-angka diplot pada grafik batang untuk membentuk kurva lonceng, yang menunjukkan percepatan, titik balik, dan perkiraan tanggal akhir pandemi.

Tetap hati-hati

Para peneliti menekankan bahwa prediksi mereka harus diperlakukan dengan hati-hati. Terlalu optimisme terhadap prediksi, kata peneliti, dapat melonggarkan tingkat disiplin individu dan pembatasan sosial sebelum waktunya, justru memperpanjang pandemi.

Mereka memperingatkan bahwa akurasi model mereka tergantung pada kualitas data, yang seringkali tidak dapat diandalkan dan dilaporkan secara berbeda di seluruh dunia.

Sebagai contoh, langkah Singapura untuk memperpanjang pengunciannya dapat “menekuk kurva” lebih awal dari yang diperkirakan, sedangkan relaksasi lebih awal dari jarak sosial di AS dapat menunda akhir pandemi.

Selain itu, prediksi tersebut juga kurang tepat bagi negara-negara pada tahap awal pandemi, karena mereka hanya memiliki data kecil tentang siklus hidup pandemi.[]

#covid-19   #viruscorona   #coronavirus   #SingaporeUniversityofTechnologyandDesign   #SUTD

Share:




BACA JUGA
Peretas China Mencuri Rp 312 M Dari Dana Bantuan Covid-19 Milik Amerika Serikat
AstraZeneca Lalai Unggah Kredensial Server Data Pasien ke GitHub Selama Setahun
Kemenkes Rilis Fitur Sijejak, Pelacakan Informasi Terpapar Covid-19 di PeduliLindungi
PeduliLindungi Muncul Lagi di App Store, Celah Keamanan Aplikasi Telah Diperbaiki
Hati-hati, Pengguna iOS Harus Instal PeduliLindungi via Tautan, Aplikasi Didepak dari Toko Apple