
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – National Cyber Security Center (NCSC) tengah berperang melawan penjahat phishing berbasis SMS (atau biasa dikenal dengan SMiShing) yang memanfaatkan isu-isu Covid-19.
Smishing adalah serangan dengan teknik rekayasa sosial (social hacking) seperti halnya email phishing. Penjahat siber mengandalkan teks bujuk rayuan untuk menipu pengguna agar mengklik tautan jahat dan/atau membocorkan informasi pribadi dan keuangan pribadinya.
Inisiatif NCSC tersebut juga didukung oleh Mobile Ecosystem Forum (MEF), Asosiasi Operator Seluler Inggris (Mobile UK) dan Asosiasi Perbankan dan Keuangan Inggris (UK Finance) terkait “SMS SenderID Protection Registry” yang dikembangkan MEF.
Berita Terkait:
Organisasi yang mendaftar ke registri dapat melindungi header pesan teks mereka, sehingga penipu sulit untuk menyamar sebagai merek mereka dalam upaya Smishing. Sistem akan memeriksa untuk melihat apakah suatu pesan sedang dikirim oleh organisasi asli atau tidak. Jika terdeteksi palsu, mesin segera memblokir pengirim pesan itu.
Sekitar 50 bank dan organisasi pemerintah telah mendaftar agar pesan teks mereka terlindungi, dengan 172 Pengirim terdaftar hingga saat ini. Lebih dari 400 varian teks tidak sah telah diblokir sejauh ini, tulis Infosecurity Magazine, Kamis (23 April 2020).
Semua operator utama Inggris (BT/EE, O2, Three dan Vodafone) telah mendaftar. Selain itu, penyedia layanan pesan terkemuka, seperti Smart Messaging Business BT, Commify, Firetext, Fonix Interactive, HGC Global Communications Limited, IMImobile, mGage, OpenMarket, SAP Digital Interconnect, Sinch, TeleSign, Twilio, dan Vonage juga ikut ambil bagian dalam proyek itu.[]
Share: