
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Twitter memperbarui kebijakannya yang akan menghapus tweet terkait 5G kemudian mencoba menghubungkan dengan pandemi virus Corona baru atau Covid-19.
"Kami telah memperluas panduan kami tentang klaim yang tidak diverifikasi dan menghasut orang untuk terlibat dalam aktivitas berbahaya,” tulis Twitter melalui @TwitterSafety, Kamis (23 April 2020).
Twitter juga akan bergerak cepat dan segera mengambil tindakan dengan menghapus konten yang dilarang dan “dapat menyebabkan kehancuran atau kerusakan infrastruktur 5G yang kritis, atau dapat menyebabkan kepanikan, keresahan sosial atau keresahan besar yang meluas dengan potensi gangguan skala besar".
Twitter memberikan contoh tweet yang dilarang seperti:
"Pengawal Nasional baru saja mengumumkan bahwa tidak ada lagi pengiriman makanan dalam dua bulan - segera (ASAP) ke toko kelontong dan membeli segalanya".
Postingan lain menyatakan "5G menyebabkan CoronaVirus - segera hancurkan menara seluker di lingkungan Anda!"
Teori konspirasi
Seperti diketahui, saat ini banyak teori-teori konspirasi terkait 5G lalu dihubung-hubungkan dengan segala macam masalah kesehatan. Teknologi seluler generasi terbaru ini menjadi kambing hitam terkait pandemi global Covid-19.
Akibatnya, sejumlah menara 5G dibakar di berbagai negara Eropa. Beberapa teori-teori mengenai konspirasi 5G mengatakan gelombang radio dapat merusak kesehatan manusia dan menara 5G dapat menyebarkan virus Corona baru.
Sebelumnya, Twitter juga melakukan hal yang sama terkait konten Covid-19. Twitter tak segan untuk menghapus konten Covid-19 yang berpotensi menyebabkan bahaya.
"Kami memprioritaskan penghapusan konten Covid-19 yang berpotensi menyebabkan bahaya," kata juru bicara Twitter kepada TechCrunch.
"Seperti yang kami katakan sebelumnya, kami tidak akan mengambil tindakan penegakan hukum pada setiap Tweet yang berisi informasi yang tidak lengkap atau diperdebatkan tentang Covid-19. Sejak memperkenalkan kebijakan baru ini pada 18 Maret, kami telah menghapus lebih dari 2.200 Tweet."
"Saat ini kami menggandakan teknologi, sistem otomatis kami telah menantang lebih dari 3,4 juta akun yang menargetkan diskusi sekitar Covid-19 yang berperilaku spam atau manipulatif."
Tak hanya Twitter, Facebook dan YouTube juga telah melakukan hal yang sama dengan melarang postingan terkait teori konspirasi 5G.
Facebook yang menaungi aplikasi raksasa WhatsApp dan Instagram mengumumkan akan menindak konspirasi 5G awal bulan ini. Kebijakan ini datang setelah tiang telepon seluler diserang dan dibakar di Inggris. Facebook melarang postingan yang mempromosikan kerusakan fisik.
YouTube, yang dimiliki Google, juga telah menindak video yang mempromosikan teori konspirasi 5G, mengurangi jumlah orang yang melihatnya mengembangkan algoritma video-rekomendasinya. []
Redaktur: Arif Rahman
Share: