IND | ENG
Cerita Peserta Diskusi Wantiknas Kala Zoombombing Terjadi

Ilustrasi (kiri) dan tangkapan layar permintaan maaf panitia diskusi dari Wantiknas ketika serangan zoombombing terjadi, Kamis (16 April 2020) di Jakarta.

Cerita Peserta Diskusi Wantiknas Kala Zoombombing Terjadi
Andi Nugroho, Faisal Hafis Diposting : Kamis, 16 April 2020 - 21:23 WIB

Jakarta, Cyberthreat.id – Anna menjerit ketika sebuah video muncul tiba-tiba di layar laptopnya. Lekas-lekas ia memalingkan wajahnya dari layar, membangunkan adiknya yang sedang tidur.

Ia minta sang adik mengeceknya. Ia khawatir ada peretas (hacker) menyusup di laptopnya. “Aku kaget banget,” kata perempuan 28 tahun itu kepada Cyberthreat.id, Kamis (16 April 2020) malam.

“Aku sempat berpikir, akunku yang diretas,” cerita pegawai negeri sipil di Jakarta itu.

Anna baru sadar. Itulah "Zoombombing"!

Ini kali pertama ia mengalami kejadian memalukan itu. Sejak bekerja dari rumah di kala pandemi Covid-19, Anna telah berkali-kali memakai aplikasi telekonferensi, Zoom, untuk rapat-rapat virtual dengan rekan sekantor.

Namun, tak pernah ada kejadian aneh-aneh selama pertemuan daring dengan aplikasi Zoom.

Insiden zoombombing terjadi ketika ia menjadi peserta diskusi virtual yang diadakan oleh Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas), Kamis pagi.

Diskusi bertajuk “TIK-Talk#19” itu membahas  bagaimana multistakeholders memerangi hoaks dan disinformasi di tengah pandemi Covid-19.


Berita Terkait:


Hadir sebagai pemateri: Ketua Tim Pelaksana Wantiknas Ilham Habibie, Anggota Tim Pelaksana Wantiknas Garuda Sugardo, CEO Drone Emprit dan Kernels Indonesia Ismail Fahmi, dan Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Widodo Muktiyo.

Begitu ada serangan zoombombing, panitia cepat mengalihkan layar Zoom ke spanduk diskusi.

“Menjelang 11.30 muncul akun-akun yang masuk di Zoom,” Anna menceritakan sebelum kejadian itu.

Ada yang mengaktifkan video dan suara. “Dia ngomong dan ketawa-ketawa dengan bahasanya sendiri. Jadi agak berisik dan mengganggu,” tutur dia.

Ia mengira suara-suara itu dari peserta lain yang bocor. Ternyata, ada orang iseng. Host selaku administrator pertemuan langsung menendang keluar peserta tersebut dari Zoom. Selang beberapa menit, ada akun masuk dan membuat suara gaduh.

Dan, pembuat onar itu akhirnya membuat hampir 300 orang bergeming. “...mengambil alih share screen, lalu muncul video itu beberapa detik,” tutur Anna.

Share screen atau layar berbagi adalah salah satu fitur di Zoom yang biasa dipakai untuk menampilkan materi rapat atau semacam bahan presentasi. Fitur ini bisa menampilkan dokumen atau video.

Setelah video itu hilang, kata dia, peserta lain mulai gaduh. Ruang obrolan (chat) banjir komentar. “Sempat enggak kondusif sebentar, tapi habis diskusi tetap lancar sampai akhir,” kata dia.

“Ada yang komen, ‘hacker itu’!” Anna menceritakan suasana gaduhnya ruang chat itu.

“Ada komentar yang kubaca, ‘Biarpun pakai password, tapi celahnya enggak aman, informasinya bocor. Jadi mungkin itu penyebab masuknya akun-akun itu’,” kata Anna.


Berita Terkait:


Video apa?

Anna mengatakan, video yang muncul itu memperagakan adegan mesum atau pornografi. “Video porno, Mas. Orang asing (maaf dari orang kulit hitam). Saya sempat denger [kata] 'nigga' (konotasi negatif terhadap orang-orang kulit hitam, red),” kata dia.

Video itu menampilkan adegan mesum di sebuah kamar. Kamarnya agak gelap. Anna tak bisa memastikan seperti apa wajah orang itu.

“Tapi, dari kepalanya kayanya dua orang cowok, karena sama-sama rambut pendek. Aku enggak denger suaranya karena banyak suara peserta. Dan, enggak yakin itu lawan jenis atau buan. Posisinya membelakangi kamera, tapi dari samping gitu,” tutur Anna.

Dihubungi terpisah kepada Cyberthreat.id, Direktur Eksekutif Dewan TIK Nasional (Wantiknas), Gerry Firmansyah, meminta maaf atas kejadian yang membuat para narsumber dan peserta diskusi menjadi tidak nyaman.

Pihaknya sedang mendalami mengapa insiden itu bisa terjadi. Ia berjanji akan memperbaiki mekanisme diskusi virtual di masa mendatang.

Firmansyah mengatakan, awal-awalnya diskusi berjalan sesuai rencana. Ketika masuk sesi tanya jawab ada peserta yang mulai mengganggu. Pada saat itu, panitia pelaksana mengeluarkan peserta itu. Menurut Firmansyah, tampaknya pelaktu tidak hanya seorang diri.

Untuk mengantisipasi gangguan selama pertemuan virtual itu, ia mengklaim telah menerapkan sejumlah pengaturan pada aplikasi Zoom, seperti fitur untuk memoderasi peserta. Panitia menyortir dan memastikan bahwa seseorang yang mau bergabung dan tidak masuk dengan email yang diundang akan menerima pesan peringatan untuk akses rapat.

"Namun, sepertinya ada peserta yang mendaftar menggunakan identitas orang lain. Setelah [peserta itu] di-approved dan acara berjalan, [ia] mengubah namanya. Kemudian, ia melakukan gangguan. Kami sedang coba telusuri lebih dalam," jelas Firmansyah.

CEO Drone Emprit dan Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, mengatakan, kejadian zoombombing tersebut harus dijadikan bahan evaluasi bagi penyelenggara diskusi.

"Kalau sudah kejadian kayak gini, menjadi pelajaran yang luar biasa. Bisa dibilang ini menjadi kecelakaan Zoom terbesar di Indonesia," kata Ismail kepada Cyberthreat.id.

Terlebih, diskusi tersebut, kata dia, diadakan oleh Wantiknas, lembaga pemerintah yang justru fokus pada isu-isu di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

Yang memalukan lagi diskusi tersebut juga disiarkan langsung di YouTube. “Ini menjadi catatan untuk publik," ujar dia.

Ismail menyayangkan insiden tersebut terjadi setelah Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pekan lalu mengeluarkan panduan keamanan pemanfaatan aplikasi konferensi video guna mencegah penyusup masuk ke rapat virtual.

"Tapi, kenapa masih terjadi?" Ismail melemparkan pertanyaan retoris.[]

#zoom   #zoombombing   #telekonferensivideo   #covid-19   #wantiknas   #diskusionline

Share:




BACA JUGA
Rusia Larang Penggunaan Aplikasi Perpesanan Asing di Instansi Pemerintah
Empat Isu Keamanan Siber yang Perlu Diantisipasi pada 2023
Peretas China Mencuri Rp 312 M Dari Dana Bantuan Covid-19 Milik Amerika Serikat
AstraZeneca Lalai Unggah Kredensial Server Data Pasien ke GitHub Selama Setahun
Peretas Rusia FIN11 Manfaatkan Zoom Untuk Lakukan Kampanye Phising