Ilustrasi: Ransomware yang meng-enkripsi file dan dokumen
Ilustrasi: Ransomware yang meng-enkripsi file dan dokumen
Cyberthreat.id - Serangan ransomware terus meningkat dan akan menjadi ancaman besar di masa depan jika masyarakat tidak mengenalinya dengan baik. Siapapun bisa menjadi korban Ransomware. Mulai dari konsumen, pebisnis, kantor, sekolah, fasilitas kesehatan, infrastruktur kritis, hingga korporasi besar bisa menjadi korban Ransomware karena kriminal tidak pilih-pilih korban selama keuntungan yang didapatkan makin tinggi.
No More Ransom Project, sebuah portal yang diprakarsai Europol untuk melawan Ransomware, menyatakan hingga kini terdapat lebih dari 50 keluarga Malware ini yang beredar dan berkembang dengan cepat. Setiap varian baru menghadirkan enkripsi yang jauh lebih baik disertai fitur-fitur baru. Ini bukan sesuatu yang bisa diabaikan oleh siapa saja.
Pertengahan 2019 atau tepat di usia tiga tahun beroperasinya No More Ransom Project, portal ini diperkirakan telah menyelamatkan kerugian mencapai 108 juta USD (Rp 1,7 triliun). Portal itu menyediakan tools dekripsi (decryptor) gratis untuk beberapa Ransomware seperti GrandCrab yang telah menyelamatkan setidaknya 50 juta USD (Rp 786 miliar).
No More Ransom Project membagi Ransomware ke dalam lima jenis secara garis besar. Kelimanya adalah Ransomware yang meng-enkripsi; Lock Screen Ransomware; Master Boot Record (MBR) Ransomware; Ransomware yang meng-enkripsi web server; serta Ransomware perangkat mobile (Android).
Berikut paparannya:
1. Ransomware yang meng-enkripsi
Ransomware jenis ini mengenkripsi file dan folder pribadi (dokumen, spread sheet, gambar, dan video). File yang terpengaruh dihapus setelah dienkripsi, dan pengguna umumnya menemukan file teks dengan instruksi pembayaran di folder yang sama dengan file yang menyatakan "sekarang tidak dapat diakses".
Pengguna/korban dapat menemukan masalah ketika mencoba untuk membuka salah satu file yang sudah terkena Ransomware. Mungkin hanya beberapa, tetapi tidak semua jenis perangkat lunak enkripsi menunjukkan 'layar kunci':
Salah satu contoh serangan Ransomware yang meng-enkripsi file.
2. Lock Screen Ransomware - WinLocker
Ransomware jenis ini mengunci layar komputer lalu menuntut pembayaran. Biasanya, serangan Ransomware ini menyajikan gambar layar penuh yang memblokir semua jendela lainnya, tetapi tidak ada file pribadi yang dienkripsi.
Contoh serangan Ransomware Win-Locker
3. Master Boot Record (MBR) Ransomware
Master Boot Record (MBR) adalah bagian dari hard drive komputer yang memungkinkan sistem operasi untuk boot. Ransomware jenis ini mengubah MBR komputer sehingga proses booting normal terganggu. Sebagai gantinya, permintaan tebusan ditampilkan di layar.
Contoh serangan Ransomware MBR
4. Ransomware yang meng-enkripsi web server
Ransomware ini menargetkan web server dan mengenkripsi sejumlah file di dalamnya. Kerentanan yang dikenal dalam Sistem Manajemen Konten (content management system/CMS) sering digunakan untuk menggunakan Ransomware di layanan web.
Contoh Ransomware yang meng-enkripsi web server
5. Ransomware perangkat mobile (Android)
Semua orang punya perangkat pribadi. Nah, inilah alasan agar kita semua wajib memahami Ransomware di masa yang akan datang. Perangkat seluler (kebanyakan Android) dapat terinfeksi melalui "unduhan drive-by".
Perangkat juga dapat terinfeksi melalui aplikasi palsu yang menyamar sebagai layanan populer seperti Adobe Flash atau produk anti-virus.
Share: