IND | ENG
FTC: Konsumen Paling Dirugikan Aksi Penipuan Covid-19

Ilustrasi

FTC: Konsumen Paling Dirugikan Aksi Penipuan Covid-19
Tenri Gobel Diposting : Senin, 13 April 2020 - 09:01 WIB

Cyberthreat.id - Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat mengatakan para scammer yang memanfaatkan ketakutan publik terkait pandemi Covid-19 terus mengalami peningkatan. Menurut FTC, scammer yang memanfaatkan Covid-19 telah mendapat keuntungan dari aksinya dalam merugikan konsumen hampir US$12 juta (Rp 189 milliar). 

FTC pada Jumat, 10 April 2020, mengatakan telah menerima lebih dari 15 ribu keluhan penipuan terkait dengan wabah virus Corona sejak awal tahun. Data terbaru menunjukkan konsumen adalah pihak yang paling dirugikan. Data yang dihimpun dari 1 Januari hingga 9 April 2020 terhadap konsumen di AS menyatakan setiap orang kehilangan rata-rata lebih dari US$ 576 (9 juta rupiah). 

Penipuan yang paling umum Covid-19 biasanya berkaitan dengan pengembalian uang perjalanan atau liburan. Penipuan belanja online berada di urutan kedua. Ada pula penipuan SMS dan scammer yang menyamar sebagai pemerintah dan bisnis.

"FTC mendapatkan banyak laporan tentang panggilan palsu, SMS, dan email yang berasal dari orang-orang yang berpura-pura berasal dari Administrasi Jaminan Sosial, IRS, Sensus, USCIS, dan FDIC. Pesan-pesan palsu yang seolah berasal dari pemerintah ini mengatakan bahwa Anda berhak untuk mendapatkan uang, bisa mendapatkan pembayaran bantuan cepat, atau mendapatkan hibah tunai akibat virus corona," tulis FTC dalam sebuah keterangan, Jumat (10 April 2020).

Scammers, kata FTC, juga menjanjikan pinjaman usaha kecil atau mengirim phishing bahwa cek siap diambil.

"Ini semua adalah penipuan dan tidak ada pesan-pesan asli yang datangnya dari agen pemerintah."

Karen Hobbs, asisten direktur Divisi Pendidikan Konsumen dan Bisnis di FTC, mengecam para penipu pada Rabu (8 April 2020) dalam sebuah postingan di blog FTC.

"Scammers tidak memiliki rasa malu. Bahkan di saat krisis kesehatan global - yang sudah diluar batas,” tulisnya.

"Mereka meluncurkan vaksin virus Corona palsu, obat yang tidak terbukti khasiatnya, dan alat tes palsu di rumah.” 

FTC memiliki halaman di situs webnya yang memberikan tips dan trik menghindari penipuan, termasuk saran untuk mengabaikan SMS, email, atau panggilan mengenai pengujian virus Corona yang mengklaim berasal dari pemerintah, serta penawaran online untuk vaksinasi terhadap virus atau alat pengujian rumah.

"Perhatikan email dan jangan klik tautan dari sumber yang tidak dikenal."

FTC juga memperingatkan penipuan terkait pemeriksaan stimulus yang dikeluarkan pemerintah AS melalui Internal Revenue Service (IRS) juga melonjak.

Orang-orang yang memenuhi syarat untuk pembayaran ini akan menerima uangnya melalui setoran langsung dalam beberapa minggu ke depan. Tetapi, kebocoran data membuat scammer kemudian menelpon orang dan berpura-pura menjadi pejabat pemerintah, atau mengeluarkan cek palsu yang terlihat resmi, untuk mencuri uang atau informasi pribadi dari orang yang tidak curiga kepada aksinya.

"Tidak mengherankan scammers mengeksploitasi kebingungan tentang pembayaran dampak ekonomi juga," kata Karen

"Tapi ini benar-benar sangat memalukan," tegasnya. []

Redaktur: Arif Rahman

#Perlindungankonsumen   #corona   #Scammer   #transaksielektronik   #ekonomidigital   #Phishing   #socialengineering

Share:




BACA JUGA
Luncurkan Markas Aceh, Wamen Nezar Dorong Lahirnya Start Up Digital Baru
Wujudkan Visi Indonesia Digital 2045, Pemerintah Dorong Riset Ekonomi Digital
Ekonomi Digital Ciptakan 3,7 Juta Pekerjaan Tambahan pada 2025
Gunakan Bot Telekopye Telegram, Penjahat Siber Membuat Phishing Scams Skala Besar
Otoritas Malaysia Bongkat Sindikat PhaaS 'BulletProofLink'