
Ilustrasi: aplikasi TraceTogether
Ilustrasi: aplikasi TraceTogether
Cyberthreat.id - Teknologi telah dimanfaatkan untuk memerangi pandemi Covid-19. Salah satu langkah yang diambil oleh beberapa negara dalam upaya memperlambat penyebaran CoronaVirus adalah mengembangkan aplikasi penelusuran/pelacakan kontak.
Gagasan di balik pengembangan aplikasi ini adalah ketika seseorang didiagnosis dengan Covid-19, maka aplikasi bekerja dengan cara melihat semua orang yang berada dalam jangkauan Bluetooth (yang bekerja dalam jangkauan kurang dari 10 meter). Orang yang dimaksud telah terinfeksi virus Corona, tetapi masih tanpa gejala (asymptomatic) namun bisa menularkan. Orang-orang itu kemudian dihubungi lalu dilakukan tes melalui aplikasi ini termasuk meminta datanya.
Metode seperti ini telah dilakukan di China dengan cara yang agak invasif. Di sana, nomor telepon dan nomor ID warga digunakan, sehingga pemerintah tahu semua orang. Orang-orang bahkan mendapatkan kode QR kode warna yang harus mereka perlihatkan sesuai permintaan.
Aplikasi serupa yang digunakan di Korea Selatan ternyata berisi lebih banyak data pribadi. LA Times mengungkapkan detail aplikasi yang dikembangkan oleh @Seoul_gov untuk setiap kasus Covid-19 cukup mencengangkan.
Aplikasi itu mengandung unsur-unsur:
1. Nama belakang
2. Jenis kelamin
3. Tahun lahir
4. Lokasi/wilayah tempat tinggal (bukan alamat)
5. Pekerjaan
6. Sejarah perjalanan
7. Kontak dengan kasus yang diketahui
8. RS tempat penderita diperiksa
Singapura juga membuat aplikasi sendiri yang ditawarkannya ke beberapa negara lain. Metodenya adalah pengguna diminta untuk menyetujui data aplikasi bakal diakses jika didiagnosis positif, dan pemerintah kemudian mendapatkan nomor ponsel dari kontak pengguna untuk mengirimkan teks kepada mereka.
Pelacakan kontak Wajib perlindungan privasi penuh
Ada beberapa hal yang patut diperhatikan terkait perlindungan privasi terutama dalam mengembangkan aplikasi pelacakan kontak. Dilansir 9to5mac.com, terdapat beberapa hal yang dimungkinkan untuk melakukan pelacakan kontak, tetapi diwaktu bersamaan bisa melindungi privasi orang.
Begini caranya:
1. Setiap orang memiliki ID unik dan anonim yang tidak terkait dengan identitas mereka.
2. Ketika pengguna berada dalam jangkauan Bluetooth dari ponsel seseorang, perangkat pengguna dan ID mereka bertukar dan catat fakta bahwa pengguna telah melakukan kontak.
3. Ketika seseorang didiagnosis, aplikasi akan mengirimkan peringatan ke semua ID yang dicatat.
4. Pengguna tidak akan tahu identitas orang yang didiagnosis.
5. Pihak berwenang kemudian dapat memverifikasi pengguna adalah kontak yang dikonfirmasi, dan berhak menguji pengguna.
6. Pihak berwenang juga tidak bisa melihat siapa saja kontak pengguna.
Sistem ini tidak mengungkapkan siapa yang telah berhubungan dengan siapa, dan juga mencegah orang menjadi sasaran atau dijauhi karena diduga menularkan infeksi. Prinsipnya, tidak ada yang akan tahu siapa itu.
Tetapi, dalam krisis sebesar ini, orang mungkin merasa khawatir untuk bisa mempercayai pemerintah dengan data-data sensitif ini. Pakar Jon Evans melalui TechCrunch mengatakan, semua hal tentang pelacakan kontak sudah lebih dulu dikembangkan dan dilakukan oleh raksasa teknologi Apple dan Google.
Evans menyebut sangat mudah bagi Apple dan Google untuk menerapkan pelacakan kontak dengan memasukkannya ke dalam pembaruan iOS dan Android.
"Android dan iOS dapat, dan harus, menambah dan meluncurkan fungsi pelestarian privasi, interoperable, seperti TraceTogether (aplikasi milik Singapura) di tingkat OS," kata Evans.
Dalam penjelasannya, Evans mengatakan, melibatkan Apple dan Google berarti membuat semua orang terpaksa mengandalkan pengawasan perusahaan/korporasi yang tentu saja membuat banyak orang di dunia merasa tidak nyaman.
Tetapi, kata dia, setidaknya masyarakat bisa berpikir ada upaya yang dilakukan misalnya tidak bakal ada infrastruktur pengawasan yang baru sama sekali.
"Apple dan Google, dibandingkan dengan penyedia seluler, memiliki sejarah kelembagaan yang kuat dan fokus pada perlindungan privasi dan membatasi kewenangan pengawasan mereka," ujar Evans.
Lebih lanjut, Evans melihat komitmen Apple terhadap privasi telah lama menjadi keunggulan kompetitif. Google menawarkan seperangkat tools menyeluruh yang memungkinkan pengguna mengontrol data dan pengaturan privasinya.
Sekarang, siapa yang akan Anda percayai dengan penelusuran-kontak? Pemerintah Anda? Atau kemitraan Apple dan Google, dengan Apple yang telah lebih dulu menyatakan perlindungan privasi memenuhi standarnya?
Semua orang punya pilihan dan Anda dapat memeriksa satu, keduanya, atau memilih diantara satu, dua, atau tidak sama sekali. Meski demikian, pemerintah di berbagai negara ada yang berkomitmen melindungi privasi warga negaranya dengan berbagai dukungan di ekosistem seperti teknologi, SDM, hingga regulasi.
Share: