
Statue of Unity di Gujarat
Statue of Unity di Gujarat
Cyberthreat.id - Mungkinkah negara menjual patung nasional untuk dana menangani pandemi CoronaVirus (Covid-19). Jawabannya sangat mungkin bagi sekelompok penipu di India. Baru-baru ini "Fraudster" mencoba menjual Patung Persatuan Gujarat (The Statue of Unity) yang merupakan patung terbesar di dunia seharga 4 juta USD (Rp 65 miliar).
Sebagai informasi, patung yang dimaksud berada di Gujarat dan ukurannya hampir dua kali lebih besar dari Patung Liberty yang terkenal berada di New York, Amerika Serikat (AS).
Modus kejahatan ini meningkat di tengah upaya India melawan pandemi Covid-19. Kepolisian India telah memperingatkan bahwa kejahatan siber di negara itu melonjak sejak pandemi Corona. Polisi kemudian mendapatkan banyak keluhan terkait aksi penipu online yang disebut sangat berani ini.
"Penipuan mulai dari pengisian ulang ponsel gratis hingga penawaran langganan Netflix gratis," demikian keterangan kepolisian setempat dilansir Desiblitz, Selasa (7 April 2020).
Bantuan PM Cares
Seorang Pejabat Kementerian Dalam Negeri India menyatakan telah terjadi peningkatan kejahatan cyber sebanyak 86% dalam periode empat minggu atau selama India melakukan Lockdown.
Pada 28 Maret pemerintah India merilis kanal Bantuan Perdana Menteri dan Bantuan untuk Situasi Situasi Darurat (PM CARES Fund) yang kini telah menjadi sasaran penjahat cyber di India. Beberapa jam setelah PM CARES di launching, lusinan website serupa muncul dengan modus penipuan dan pencurian.
Polisi dan pejabat keamanan internal India mengatakan penipu telah membuat versi palsu dari antarmuka pembayaran (payment interface) PM Cares Fund yang terlihat mirip dengan aslinya. Akibatnya, banyak warga India lokal dan menjadi korban penipuan.
"Kami telah menerima lebih dari 8.300 keluhan dari orang-orang di seluruh India dan warga non-penduduk India yang telah menyumbangkan ribuan dolar ke rekening palsu," kata pejabat tersebut.
Pemerintah menyatakan para korban yang ingin memulihkan uang yang telah didonasikan sangat sulit.
CEO National Payments Corporation of India, Dilip Asbe, mengatakan telah memblokir semua aktivitas permutasi dan kombinasi dari dana PM Cares yang tidak sah. National Payments Corporation of India adalah sebuah organisasi payung untuk pembayaran ritel.
"Kami sedang waspada tinggi dan memastikan bahwa semua donasi diverifikasi dengan ketat," kata Dilip Asbe.
Kepolisian juga telah menemukan modus penipuan yang menawarkan layanan NetFlix dan Jio gratis termasuk layanan diskon palsu. Modus ini marak sejak India melakukan Lockdown yang berlangsung dari 24 Maret 2020 hingga 14 April 2020.
CERT-In, Tim Tanggap Darurat Komputer India dan ReBIT, jauh-jauh hari mengeluarkan peringatan tentang ancaman dan penipuan online. Nitin Bhatnagar, seorang pejabat senior di PCI Security Standards Council, mengatakan:
"Dinas Rahasia AS juga telah memperingatkan banyak negara bahwa selama masa ketidakpastian dan peningkatan aktivitas online, penjahat cyber bakal aktif bekerja untuk mengeksploitasi kisah Covid-19 dengan serangan yang bertujuan mengambil keuntungan dari situasi tersebut."
Share: