IND | ENG
SBRC Minta Lockdown Diikuti Peningkatan Cybersecurity

Ilustrasi: Lockdown di Britania Raya

SBRC Minta Lockdown Diikuti Peningkatan Cybersecurity
Arif Rahman Diposting : Rabu, 08 April 2020 - 12:23 WIB

Cyberthreat.id - Scottish Business Resilience Centre (SBRC) meminta pebisnis dan industri meningkatkan keamanan siber (cybersecurity) selama menghadapi pandemi Covid-19. Peningkatan cybersecurity sebenarnya telah dipraktikkan dengan baik oleh Britania Raya yang melakukan Lockdown tiga pekan dimulai 23 Maret 2020.

Hingga kini pemerintah Inggris terus menggenjot masyarakat agar bekerja dari rumah (work from home), namun salah satu konsekuensinya adalah meningkatnya ancaman siber karena penggunaan aplikasi dan infrastruktur cyber meningkat.

Masa Lockdown Britania Raya diperpanjang sehingga SBRC memperingatkan pebisnis dan organisasi untuk terus mewaspadai kerentanan perusahaan/organisasi terhadap serangan cyber.

Sebelumnya, selama tiga pekan diberlakukannya Lockdown, tingkat serangan siber seperti Phishing dan aksi Scammer di Britania Raya meningkat signifikan dengan tujuan memanfaatkan ketakutan akibat Covid-19 serta adanya kelemahan sistem.

"Penipuan yang berkaitan dengan virus Corona diyakini telah menimbulkan peningkatan biaya bisnis di Inggris mencapai £ 970 ribu (Rp 19,4 miliar)," tulis The National Scotland, Rabu (8 April 2020).

SBRC sebelumnya telah menyebarkan kepada pebisnis, tips dan trik meningkatkan keamanan siber dengan cepat dan mudah, menggunakan perangkat lunak, pengelola password, dan menerapkan otentikasi dua faktor (2FA).

Declan Doyle, Ethical Hacking Consultant di SBRC, mengatakan:

"Kami telah melihat peningkatan besar dalam jumlah penipuan phishing sejak wabah virus bergulir. Termasuk email penipuan yang menargetkan bisnis seperti tentang potongan pajak pemerintah palsu dan pendanaan untuk CoronaVirus," ujar Doyle.

Para penjahat siber, kata dia, semakin cerdas karena sebesar apapun usaha yang dilakukan untuk menemukan, mengidentifikasi, dan menutup penipuan, maka tindakan terbaik adalah mendidik orang atau SDM-nya.

"Apa yang harus diwaspadai harus diberikan serta orang-orang harus diberi nasihat guna meminimalkan risiko menjadi korban jebakan dan serangan siber," ujarnya.

Eamonn Keane, Chief Operating Officer untuk Cyber ​​dan Inovasi di SBRC, mengatakan:

"Hal terakhir yang dihadapi setiap bisnis yang berjuang melawan dampak CoronaVirus saat ini adalah serangan cyber yang melumpuhkan. Ribuan pekerja rumahan berpotensi mengakses berbagai server bisnis penting dan aplikasi dari koneksi internet rumah yang rentan, atau menggunakan laptop dan PC lama yang tidak memadai. Ini adalah hal-hal yang menakutkan," kata Keane.

Salah satu tips yang sempat diviralkan SBRC adalah menghindari serangan siber dengan mengatur pengelola password untuk mengamankan, menyimpan, dan membuat password untuk tim/staf agar dapat diakses di berbagai perangkat.

Penyerang menggunakan teknik yang berbeda di luar hacking untuk menemukan password, termasuk phishing, tebakan otomatis menggunakan password yang paling umum digunakan, tebakan manual, dan jaringan intersepsi.

"Pengelolaan password dan 2FA dapat menghentikan beragam taktik ini. "

#Lockdown   #Corona   #cybersecurity   #workfromhome   #aplikasi   #infrastruktursiber   #keamananinformasi   #Phishing

Share:




BACA JUGA
Politeknik Siber dan Sandi Negara Gandeng KOICA Selenggarakan Program Cyber Security Vocational Center
Hacker Pro Palestina Klaim Retas Data Puluhan Perusahaan Israel
Gunakan Bot Telekopye Telegram, Penjahat Siber Membuat Phishing Scams Skala Besar
Otoritas Malaysia Bongkat Sindikat PhaaS 'BulletProofLink'
Gunakan Spear-phishing, Hacker Iran MuddyWater Targetkan Israel