
Cyberthreat.id - Deep Web menjadi salah satu trending topic di Twitter pada Selasa pagi (7 April 2020). Itu terjadi lantaran beredarnya sebuah chat kocak perbincangan seorang lelaki yang mengaku telah menemukan pasangan yang bisa diajak deep talk, tapi ditulis "deep web".
Apa sebenarnya arti deep web?
Deep Web adalah sisi lain dari internet yang tidak muncul di pencarian Google. Ibarat kata, jika yang terindeks Google adalah permukaan, Deep Web adalah bagian lebih dalam dari internet yang baru bisa ditemukan dengan perangkat lunak (software) khusus.
Sejumlah riset menyebutkan, konten deep web mencapai 96 persen dari keseluruhan kontan internet. Artinya, situs yang bisa diakses seperti Facebook, Google, media online dll hanya 4 persen dari konten internet. Deep web ini kebanyakan berisi database dari hasil penelitian.
Deep web bisa disebut sebagai bagian dark web. Pesan pribadi di sosial media yang anda kirim via inbox bisa disebut bagian dari deep web karena tidak terindeks oleh mesin pencari semacam Google atau Bing milik Microsoft.
Sementara dark web umumnya berisi konten negatif seperti itus pornografi, jual beli narkoba, atau forum peretasan (hacker)
Cara Mengakses Deep Web
Meskipun tidak bisa terindeks oleh mesin pencari, bukan berarti deep web tak bisa diakses.
Sebagian konten deep web dapat diakses menggunakan jaringan TOR (the onion router) atau biasa disebut jaringan bawang. TOR bekerja dengan mengarahkan lalu lintas internet ke lebih dari tiga relay stasion sebelum sampai ke tujuan. Karena itu, pengamanannya dibuat berlapis.
TOR browser (peramban) akan membuat identitas sendiri dengan virtual IP adress sehingga alamat IP anda yang sebenarnya tetap dirahasiakan.
Berbeda dengan peramban biasa seperti Mozilla atau Safari, alamat IP seseorang tidak bisa terlacak jika menggunakan jaringan TOR. Itu sebabnya, para pelaku kejahatan siber kebanyakan menggunakan jaringan ini untuk menghindari pelacakan.
Dark Web
Dark web mengacu pada bagian internet yang tidak diindeks oleh mesin pencari. Akses ke dark web memerlukan perangkat lunak khusus, yang memungkinkan pengguna mengungkapkan identitas dan aktivitas mereka di balik beberapa lapis enkripsi.
Karena dark web adalah anonim, diperkirakan lebih dari 50 persen situsnya digunakan untuk kegiatan kriminal. Meskipun banyak mengaitkan dark web dengan obat-obatan atau artefak curian, banyak juga yang menjual data digital, seperti nama pengguna akun, alamat email, dan kata sandi.
Data ini biasanya dijual oleh penjahat cyber, yang mendapatkan akses ke informasi sensitif, seperti data keuangan dan kesehatan. Penjualan data pribadi ini adalah bisnis yang berkembang, dengan harga per identitas dapat mencapai ratusan dolar.
So, deep web bukan seperti yang disebut dalam chat yang trending di Twitter itu ya.[]
Share: