
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Jakarta, Cyberthreat.id – Kelompok mahasiswa Universitas Indonesia mengembangkan aplikasi bernama EndCorona. Platform ini sebagai salah satu penilaian mandiri terhadap risiko Covid-19.
"EndCorona hadir untuk membantu masyarakat Indonesia dalam mengetahui risiko terkena Covid-19," kata Arya Lukmana, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia juga CEO EndCorona, dalam soft-launching secara daring di YouTube, Rabu (1 April 2020).
Pembuatan platform tersebut memang diinisiasi oleh Fakultas Kedokteran UI dan dikembangkan oleh tim dari Fakultas Ilmu Komputer UI.
Untuk mengetahui risiko seseorang terhadap virus corona, pengguna diminta untuk mengisi kuesioner berisikan 11 pertanyaan yang dirancang oleh tim pembimbing, terdiri atas dokter, profesor, juga dosen FKUI.
"Kemudian, Anda akan mendapatkan hasil asesmen setelah mengerjakan (kuesioner) kurang dari tiga menit. Jadi, kurang dari tiga menit, Anda bisa tahu risiko Anda apa dan Anda harus melakukan apa," tutur Arya.
Hasil asesmen EndCorona terbagi menjadi empat kategori, yaitu “Risiko Rendah”, “Hati-hati”, “Rentan”, dan “Sangat Rentan”. Masing-masing dari keempat kategori akan memberikan semacam saran kepada pengguna, misalnya, kategori "Hati-hati" artinya pengguna memiliki riwayat paparan Covid-19 sehingga disarankan untuk melakukan tindakan pencegahan, seperti bekerja di rumah minimal 14 hari.
Mahasiswi FKUI dan Assesment Creator EndCorona, Lubna Djafar, mengatakan hasil asesmen didasari oleh pengkajian mendalam oleh tim pembimbing FKUI dari jurnal ilmiah nasional dan internasional berbasis bukti.
"Jadi untuk pembuatan asesmen saya dibimbing dengan para advisor, dosen, dokter FKUI untuk membuat kuesioner yang bisa mengakses atau mendeteksi dini risiko dari orang-orang yang terpapar dengan Covid-19," ujar Lubna.
Pengumpulan data
Selain itu, pengembang platform juga meminta persetujuan jika pengguna setuju, hasil asesmen itu akan diambil datanya oleh tim dari EndCorona untuk kepentingan penelitian. Namun, Arya menekankan bahwa tidak akan mengambil data pribadi pengguna.
"Kami akan mengoleksi data tersebut tanpa mengoleksi data identitas. Tujuannya adalah penelitian untuk mengembangkan pengetahuan FKUI terhadap Covid-19. Tetapi, bila tidak dicentang (setuju) pengguna masih dapat mengakses dan tidak akan kami track sama sekali," jelas Arya.
Arya menuturkan, pembuatan aplikasi ini dilatarbelakangi dari berbagai masalah, seperti kepanikan yang terjadi di masyarakat karena pandemi corona, kurangnya edukasi terkait Covid-19, dan kebingungan masyarakat harus melakukan hal apa ditengah pandemi corona.
Fitur-fitur EndCorona ini meliputi asesmen kerentanan Covid-19, daftar hotline lengkap rumah sakit dan dinas kesehatan daerah, helpline FKUI, konten edukasi, berita tepercaya, statistik harian penyebaran Covid-19, serta pranala terkait virus corona.
Aplikasi saat ini masih berbasis web di situs web resmi https://endcorona.id. Aplikasi nanti tersedia di Google Play Store dan Apple Store.
Berbasis Cloud
Aplikasi EndCorona dibuat berbasis cloud computing (komputasi awan) karena kemudahan yang diberikan oleh penyedia cloud, yaitu Amazon Web Services.
"Keunggulan dari cloud sendiri kami tidak perlu memelihara infrastruktur sendiri," ujar Mahasiswa Ilmu Komputer UI dan Lead Enginer EndCorona, Albertus Angga Raharja.
Menurut dia, penggunaan cloud selain itu juga durasi waktu pengembangan aplikasi. "Karena, waktu development yang sangat singkat kami memerlukan untuk menggunakan teknologi cloud yang bisa digunakan secara cepat. Cloud di sini juga menjamin bahwa aplikasi bisa diakses 24 jam setiap hari," jelas dia.
Selain itu, EndCorona juga menggunakan layanan Google, yakni Kubernetes. Kubernetes merupakan orchestration system atau orkestrasi sistem sumber terbuka (open source) untuk mengotomatiskan penerapan, penskalaan dan manajemen aplikasi.
"Ini kami gunakan sebagai teknologi infrastruktur yang bisa auto-scale. Misalnya, terjadi lonjakan trafik, nanti dari backend atau dari server-nya bertambah secara otomatis," ujar Albert.
Sebelum EndCorona diluncurkan, pihaknya telah melakukan load testing atau uji beban untuk menentukan kecepatan atau efektivitas, jaringan program computer, perangkat lunak atau perangkat.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: