
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Brussels, Cyberthreat.id – Vodafone, Deutsche Telekom, Orange, dan lima penyedia telekomunikasi lainnya bersepakat untuk berbagi data lokasi ponsel dengan Komisi Eropa untuk melacak persebaran virus corona (Covid-19).
Lima perusahaan tersebut, seperti Telefonica, Telecom Italia, Telenor, Telia dan A1 Telekom Austria sebelumnya bertemu dengan Kepala Industri Uni Eropa Thierry Breton pada Senin (23 Maret 2020).
“Komisi akan menggunakan data anonim untuk melindungi privasi dan mengumpulkan data lokasi ponsel untuk mengoordinasikan langkah-langkah melacak penyebaran virus,” kata seorang pejabat Uni Eropa seperti dilaporkan Reuters.
Penggunaan teknologi untuk memantau warga selama karantina wilayah (lockdown) dan melacak jejak pasien Covid-19 menimbulkan perdebatan. Kelompok yang mengkritik beralasan hal itu bisa melanggar privasi warga.
Namun, untuk meredakan kekhawatiran privasi itu, kata pejabat UE, data akan dihapus setelah masa krisis selesai Pengawas Perlindungan Data Eropa (EDPS) mengatakan proyek tersebut tidak melanggar aturan privasi selama ada perlindungan.
"Komisi harus secara jelas mendefinisikan dataset yang ingin diperoleh dan memastikan transparansi terhadap publik, untuk menghindari kemungkinan kesalahpahaman," kata pengawas data UE dalam sebuah surat kepada eksekutif UE yang dilihat oleh Reuters.
Kepala EDPS Wojciech Wiewiorowski juga menyarankan agar hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengakses data, seperti ahli epidemiologi spasial, perlindungan data, dan ahli data science.
Namun dia juga memperingatkan tentang kemungkinan tindakan tersebut menjadi permanen.
“EDPS sering menekankan bahwa perkembangan seperti itu biasanya tidak mengandung kemungkinan untuk mundur ketika keadaan darurat hilang. Saya ingin menekankan bahwa solusi seperti itu masih harus diakui sebagai ‘kejadian luar biasa’, ”kata Wiewiorowski.
Sejauh ini Singapura, Hong Kong, Korea Selatan, Taiwan, dan Israel telah menggunakan metode, seperti aplikasi ponsel cerdas pelacakan kontak, “pagar elektronik” berbasis ponsel, pelacakan telepon berbasis satelit, dan gelang pelacakan lokasi untuk melawan penyebaran virus.[]
Share: