
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Selama wabah virus corona (Covid-19), banyak pemerintah dan perusahaan “merumahkan” pegawainya untuk bekerja dari rumah (work from home/WFH) guna memperlambat penyebaran virus.
Pergeseran kerja tersebut berimbas pada lonjakan permintaan laptop dan periferal jaringan karena kantor-kantor mendadak beralih ke ruang virtual (dunia maya).
Menurut laporan Reuters, Senin (23 Maret 2020), selama sebulan terakhir, produsen chip memori terbesar asal Korea Selatan, Samsung Electronics Co Ltd menyatakan terjadi lonjakan 20 persen dalam ekspor semikonduktor.
"Dengan semakin banyak orang yang bekerja dan belajar dari rumah selama wabah, ada peningkatan permintaan untuk layanan internet ... yang berarti pusat data membutuhkan ‘pipa’ yang lebih besar untuk mengangkut lalu lintas," kata analis Park Sung-soon di Cape Investment & Securities.
Seorang pejabat Kementerian Perdagangan Korea Selatan juga mengatakan, teknologi komputasi awan (cloud computing) meningkatkan penjualan chip server.
Di Jepang, pembuat laptop Dynabook melaporkan permintaan cepat lantaran perusahaan-perusahaan mendorong untuk melakukan teleworking. Rivalnya, NEC Corp juga menerima permintaan serupa untuk fitur telework yang ramah, seperti speaker yang lebih kuat.
Peritel elektronik Australia, JB Hifi Ltd, juga mendapatkan naiknya permintaan dalam beberapa pekan terakhir. Produk-produk yang dibeli terutama yang mendukung pekerjaan jarak jauh dari rumah.[]
Share: