
Peta digital terkait wabah Covid-19 yang disajikan pemerintah melalui situs web www.covi19.go.id | Foto: tangkapan layar Cyberthreat.id
Peta digital terkait wabah Covid-19 yang disajikan pemerintah melalui situs web www.covi19.go.id | Foto: tangkapan layar Cyberthreat.id
Jakarta, Cyberthreat.id – Pemerintah membangun pusat informasi nasional terkait dengan wabah virus corona (Covid-19) melalui situs web https://www.covid19.go.id.
Situs web tersebut menyajikan berbagai materi informasi terkini kasus Covid-19, protokol pencegahan, dan melawan hoaks seputar virus corona.
Pemerintah juga menyajikan peta persebaran Covid-19 di sejumlah provinsi. Hingga Selasa (24 Maret 2020) pagi, jumlah kasus positif yang terkonfirmasi sebanyak 579 kasus, dengan rincian: 500 orang dirawat, 30 orang sembuh, dan 49 orang meninggal dunia.
Dimintai tanggapannya terkait cara pemetaan data nasional tersebut, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, menyarankan agar pemerintah membuat pemetaan kasus Covid-19 lebih interaktif.
Menurut Heru, pemetaan yang dilakukan pemerintah saat ini melalui covid19.go.id masih kurang interaktif, “Karena harusnya ada data dari pemerintah provinsi, ada data detail per kecamatan hingga kelurahan, yang diekstrak ke situs web tersebut,” ujar Heru kepada Cyberthreat.id, Senin (23 Maret 2020).
Ia menyarankan agar pemerintah memakai sistem informasi geografis (geographic information system/GIS), sehingga saat diakses publik lebih interaktif. Heru juga menyarankan pemerintah untuk mempercepat riset penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) guna membantu pendeteksian seseorang terkena virus corona atau tidak.
"Kecerdasan buatan bisa digunakan membantu para dokter untuk menentukan seseorang positif atau negatif corona seperti yang sudah dilakukan oleh negara lain,” tutur Heru.
Sekadar diketahui, GIS pertama kali dikenalkan di Indonesia pada 1972 dengan nama Data Banks for Development. GIS di Indonesia mula-mula dikembangkan di lingkungan militer dan pemerintah.
Ahmat Adil dalam buku Sistem Informasi Geografis, mengatakan, pada dasarnya GIS adalah suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi yang bereferensi geografis.
Menurut Ahmat, ada lima tugas utama GIS, yaitu menginput data dalam bentuk digital, pembuatan peta, manipulasi data, manajemen file, analisis query, dan memvisualisasikan hasil. Saat ini, kata dia, GIS juga telah mengintegrasikan tampilan peta dengan tambahan laporan, tampilan tiga dimensi, dan multimedia.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: