
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Pakar IT dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, mengatakan pandemi Covid-19 telah memberikan dampak besar dan sangat positif terhadap aktivitas di dunia digital dan transaksi non-tunai di Tanah Air.
Pandemi virus Corona membuat Presiden Jokowi menganjurkan masyarakat untuk bekerja, belajar, dan beribadah di rumah atau Work From Home (WFH). Kemudian imbauan social distancing yang meminta masyarakat untuk menghindari kontak fisik di keramaian guna meminimalisir penularan Covid-19.
"Itu transaksi Gofood, Grab dan transaksi non-tunai lainnya naik karena orang takut kontak fisik kan. Saya tidak tahu persisnya (naik) berapa, tapi secara tidak langsung Corona memberikan dampak multiplayer bagi pengembangan industri dunia digital dan ini telah terjadi secara global," kata Alfons kepada Cyberthreat.id, Rabu (18 Maret 2020).
Jika suatu saat nanti pandemi Covid-19 usai, Alfons memprediksi kebiasaan Work From Home akan terus berlanjut sehingga pemerintah perlu menyiapkan sektor pendukung.
"Karena memang kehidupan manusia tidak mungkin 100 persen digital, tetapi ada kebutuhan pokok dan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi seperti makanan atau kesehatan," ujarnya.
Ada atau tidaknya pandemi Covid-19, Alfons menilai Indonesia secara perlahan telah menuju digitalisasi besar-besaran sehingga Corona hanya dinilai sebagai faktor yang mempercepat. Sebagai contoh, kata dia, banyak sektor penunjang kritis yang memerlukan dukungan bagi terlaksananya Work From Home di masa yang akan datang.
"Misalnya sektor transportasi, sektor kurir, di-support untuk Work From Home. Kita bisa pesan makanan dari Tokopedia, Gojek, Grab dan lain-lain. Nah, tanpa ada dukungan kepada sektor pendukung itu manusia juga enggak bisa apa-apa tanpa digitalisasi."
Alfons menyebutnya sebagai kolaborasi antara sektor digital dengan sektor pendukung kritis, dimana manusia tidak perlu banyak jalan-jalan lagi ke mall, atau beli obat tidak perlu ke apotik, ke supermarket, tetapi tinggal pesan lewat aplikasi.
"Itu semua kebutuhan perlu diantar, sektor logistik dan kurir-kurir itu perlu didukung. Jika misalnya ada lockdown terbatas atau social distancing, tetap saja sektor delivery makanan perlu di dukung. Hanya saja SDM-nya juga diperbaiki dan dididik seperti dari segi pengetahuan kesehatan," kata dia.
Terkait munculnya isu penularan Covid-19 melalui uang kartal (uang kertas dan uang logam), Alfons mengatakan sudah saatnya masyarakat mendukung program pemerintah lewat Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) yang telah disemarakkan oleh kehadiran berbagai raksasa aplikasi e-wallet, pembayaran digital, hingga QRIS.
"Nanti sesudah pandemi Covid-19 selesai. Dampak Work From Home akan berlanjut. Sektor riil bisa saja habis atau sangat sedikit, tapi e-commerce lanjut dan berkembang. Sebenarnya kita sedang melihat percepatan digitalisasi."
Share: